Mata Kuliah : Perbandingan Pendidikan Islam
MAKALAH
KONSEP DASAR PERBANDINGAN
PENDIDIKAN
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK
I :
SEMESTER : IV (EMPAT)
DOSEN PEMBIMBING
Drs. ASRUDDIN, M.Pd.I
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH BUTON
( UNISMU BUTON )
TA. 2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dalam
pembuatan tugas ini setidaknya terdapat hal-hal yang menambah kami untuk
memperoleh pengetahuan tentang “Konsep
Dasar Perbandingan Pendidikan.”
Selanjutnya
kami menyadari jika dalam pembuatan Makalah ini banyak berbagai pihak,
yang memberi dukungan dan sambutan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini dengan baik. Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen
mata kuliah “Perbandingan Pendidikan Islam”
serta teman-teman yang telah ikut membantu kami secara langsung ataupun tidak
langsung. Semoga pembuatan Makalah ini dapat membantu para mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah Perbandingan Pendidikan Islam.
Penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati, kepada
para pembaca kami mohon dapat menyampaikan saran dan kritik untuk perbaikan
selanjutnya.
Pasarwajo, 14 Mei 2014
Penyusun
Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ketika kita mempelajari ilmu perbandingan pendidikan,
banyak hal yang dapat kita analisis dan kita telaah dari ilmu perbandingan
pendidikan itu sendiri. Perbandingan pendidikan, memiliki banyak unsur-unsur
dan aspek-aspek yang sangat menarik untuk kita pelajari. Diantara aspek-aspek
itu ialah mengenai beragam definisi yang dikemukakan para ahli, terkait ilmu
perbandingan pendidikan, apa saja unsur yang dipelajari dan diperbandingkan,
kemudian apa tujuan dari kita mempelajari ilmu ini, manfaatnya bagi
perkembangan dunia pendidikan di suatu negara khususnya peningkatan kualitas
sumber daya manusia melalui usaha pendidikan, sangatlah penting dan vital bagi
suatu negara.
Selain dari aspek-aspek yang telah disebutkan tadi,
perbandingan pendidikan juga masih mempunyai aspek-aspek lainnya, yang sangat
menggugah semangat kita, untuk mempelajarinya, terutama terkait dengan
bagaimana para ahli memandang, dan melakukan pendekatan dengan ilmu ini,
melalui berbagai macam sudut pandang yang mereka gunakan dalam memahami dan
mendiskripsikan perbandingan pendidikan itu sendiri. Kemudian metode-metode apa
saja yang dilakukan para ahli dalam melakukan penelitian dan membandingkan
pendidikan dalam suatu negara, atau antar negara yang satu dan lainnya.
Serta, apa saja yang termasuk dalam wilayah ruang lingkup
studi ilmu perbandingan pendidikan ini.
Pemahaman
Pendidikan Islam sebagai mana yang akan dijelaskan memilki perbedaan-perbedaan
yang sangat mencolok dengan bagaimana dunia barat memahami pendidikan. Jika
dalam Islam Pendidikan harus meliputi tiga aspek yaitu : Jasad ,Ruh ,
Intelektualitas , maka dalam pandangan barat semua aspek itu tidak perlu selalu
diidentikkan. Dalam pendidikan Barat juga lebih ditekankan pada rasionalitas
semata . Dari segi karakteristik, terdapat
perbedaan antara pendidikan Islam dan Barat. Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra,
Dalam Islam pendidikan memiliki karakteristik, yaitu
Pertama,
Penguasaan Ilmu Pengetahuan. Ajaran dasar Islam mewajibkan mencari ilmu
pengetahuan bagi setiap Muslim dan muslimat. Setiap Rasul yang diutus Allah
lebih dahulu dibekali ilmu pengetahuan, dan mereka diperintahkan untuk
mengembangkan llmu pengetahuan itu.
Kedua,
Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Ilmu yang telah dikuasai harus diberikan dan
dikembangkan kepada orang lain . Nabi Muhammad saw sangat membenci orang yang
memiliki ilmu pengethauan, tetapi tidak mau memberi dan mengembangkan kepada
orang lain (HR. Ibn al-Jauzy).
Ketiga,
penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan ilmu
penetahuan. Ilmu pengetahuan yang didapat dari pendidikan Islam terikat oleh
nilai-nilai akhlak.
Keempat,
penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, hanyalah untuk pengabdian kepada
Allah dan kemaslahatan umum, seperti pada hadits riwayat Abu al-Hasan Bin
Khazem bin Anas
Kelima,
penyesuaian terhadap perkembangan anak. Sejak awal perkembangan Islam,
pendidikan Islam diberikan kepada anak sesuai umur, kemampuan, perkembangan
jiwa, dan bakat anak. Setiap usaha dan proses pendidikan haruslah memperhatikan
faktor pertumbuhan anak.
Keenam, pengembangan
kepribadian. Bakat alami dan keampuan pribadi tiap-tiap anak didik diberikan
kesempatan berkembang sehingga bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Setiap
murid dipandang sebagai amanah Tuhan, dan seluruh kemampuan fisik & mental
adalah anugerah Tuhan. Perkembangan kepribadian itu berkaitan dengan seluruh
nilai sistem Islam, sehingga setiap anak dapat diarahan untuk mencapai tujuan
Islam.
Ketujuh,
penekaanan pada amal saleh dan tanggung jawab. Setiap anak didik diberi
semangat dan dorongan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan sehingga benar-benar
bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Amal shaleh
dan tanggung jawab itulah yang menghantarkannya kelak kepada kebahagiaan di
hari kemudian kelak (HR. Muslim).
Dengan karakteristik-karakteristik pendidikan tersebut tampak
jelas keunggulan pendidikan Islam dibanding dengan pendidikan lainnya. Karena,
pendidikan dalam Islam mempunyai ikatan langsung dengan nilai-nilai dan ajaran
Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupannya.
Nah, dari beberapa point-point penting itulah, yang akan
kita pelajari bersama, dalam makalah ini. Kami dari kelompok pertama, akan
memaparkan dan menguraikan point- point penting diatas, yaitu pengertian, tinjauan historis, ruang lingkup,
metode, serta perbedaan perbandingan pendidikan Islam dan Barat. Kami
berharap, dengan adanya makalah ini, para pembaca khususnya para mahasiswa,
dosen, dan para pelaku yang memiliki minat dalam ilmu perbandingan pendidikan,
dapat menambah, memperbarui, dan memahami pengetahuan tentang perbandingan
pendidikan, serta dapat mengobati rasa keingintahuan mereka akan ilmu ini.
B.
Batasan Masalah
Dari paparan latar belakang di atas penulis membatasi
beberapa masalah untuk dijadikan pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu:
1.
Pengertian Perbandingan
Pendidikan.
2.
Tinjauan
Historis dan Dinamika Ilmu Perbandingan Pendidikan.
3.
Ruang lingkup studi ilmu
perbandingan pendidikan.
4.
Ciri-ciri pendidikan
perbandingan.
5.
Metode-metode dalam Studi
Perbandingan Pendidikan.
6.
Persyaratan pelaku studi
perbandingan pendidikan.
7.
Objek
atau sasaran studi perbandingan pendidikan.
8.
Pentingnya ilmu
perbandingan pendidikan.
9.
Perbedaan Konsep Dasar
Pendidikan Islam dan Barat
C.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas penulis
mengambil beberapa poin-poin masalah tentang konsep dasar perbandingan
pendidikan yaitu:
1.
Apa Pengertian Perbandingan
Pendidikan ?
2.
Bagaimana Tinjauan Historis
dan Dinamika Ilmu Perbandingan Pendidikan ?
3.
Bagaimana Ruang
lingkup studi ilmu perbandingan pendidikan ?
4.
Apa saja Ciri-ciri
pendidikan perbandingan ?
5.
Apa saja Metode-metode
dalam Studi Perbandingan Pendidikan ?
6.
Apa Saja Persyaratan
pelaku studi perbandingan pendidikan ?
7.
Siapa Objek atau sasaran studi perbandingan pendidikan ?
8.
Apa Pentingnya
ilmu perbandingan pendidikan ?
9.
Bagaimana Perbedaan
Konsep Dasar Pendidikan Islam dan Barat ?
D.
Tujuan Penulis
Adapun
tujuan dan kegunaan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh Dosen mata kuliah Perbandingan Pendidikan Islam, agar pembaca
dapat mengetahui dan memahami konsep “Sketsa Pendidikan Dibeberapa Negara
Islam” antara lain; Negara Mesir, Negara Saudi Arabia, Negara Iran, dan di
Negara Irak.
E.
Manfaat
Penulis
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yakni, untuk menghasilkan
sebuah pemikiran dan pemahaman yang matang, serta menghasilkan pula sumber daya
manusia yang berkualitas, melalui usaha penelitian dan perbandingan pendidikan,
demi tercapainya kemajuan suatu negara, dalam segala bidang, yang awalnya
dimulai dalam bidang pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
KONSEP DASAR
PERBANDINGAN PENDIDIKAN
A.
Pengertian Perbandingan
Pendidikan
Sebagai
suatu ilmu perbandingan pendidikan tidaklah hanya membahas masalah-masalah
sistem pendidikan dan pengajaran yang ada pada suatu negara, dan tidak hanya
membahas tentang pemikiran kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat dalam
suatu negara atau tentang teori-teori kependidikan yang diamalkan oleh suatu
masyarakat sebagai suatu landasan pembahasan tentang sistem pendidikannya.
Bukan ilmu perbandingan pendidikan bila hanya menitikberatkan pembahasan pada
perbandingan antara teori-teeori pendidikan yang ada dalam suatu masyarakat.
Ilmu
perbandingan pendidikan juga tidak hanya sekedar membandingkan antara dua
sistem atau lebih dari pada pelaksanaan pendidikan dan pengajaran yang ada
disuatu negara atau disuatu masyarakat. Karena dengan cara demikian kita
hanya mengetahui beberapa persamaan dan perbedaan tanpa mengetahui latar
belakang yang menyebabkan timbulnya persamaan dan perbedaan tersebut.
Ilmu
perbandingan pendidikan itu mengandung pengertian yang lebih kompleks. Oleh
karena itu harus mencakup berbagai latar belakang yang mempengaruhi
perkembangan bangsa disuatu negara. Sedangkan dalam perkembangan suatu bangsa
itu terdapat aspirasi-aspirasi dan ide-ide yang mendorong perkembangannya dalam
kurun waktu lama. Aspirasi dan cita-cita itulah yang memberi corak dan bentuk
kebudayaan dan peradaban bangsa itu.
Oleh
karnanya pembatasan pengertian Ilmu perbandingan pendidikan harus bersifat
komprehensif sebagai berikut:
1.
Ilmu perbandingan
pendidikan adalah studi tentang sistem pendidikan dan pengajaran beserta
problematika problematika dalam negara-negaranya yang berbeda. Masing-masing
sistem dan problematika tersebut diusut sampai kepada sebab-sebab sebenarnya
yang berada dibalik sistem dan problematikanya.
2.
Ilmu perbandingan
pendidikan juga diartikan sebagai studi tentang sistem pendidikan dan
pengajaran dinegara yang berbeda serta factor-faktor yang mempengaruhinya.
3.
Ilmu perbandingan
pendidikan juga dapat diartikan sebagai studi tentang teori-teori kependidikan
dan pengajaran serta bagamana pengalaman atau pengetrapannya dinegara-negara
yang berbeda itu dengan memperbandingkan antara teori-teori tersebut sehingga
diketahui persamaan dan perbedaannya serta mengebalikan kepada latar belaknag
sumber yang mempengaruhinya.
Jadi
yang menjadi inti pokok dalam ilmu perbandingan pendidikan itu adalah
pembelajaran tentang sebab yang menimbulkan problematika dan pengajaran serta
sebab-sebab yang dapat menimbulkan persamaan dan perbedaan diantara sisitem
-sistem dinegara-negara yang berbeda.
Untuk
lebih mendekati arti pendidikan perbandingan berikut ini
ditampilkan beberapa definisi yaitu yang berasal dari I.L.Kandel dan
Carter V.Goad, sebagai berikut :
a)
Kandel memberikan
pengertian sebagai berikut:
“Pendidikan
perbandingan adalah studi tentang teori dan praktek pendidikan masa sekarang
sebagai mana dipengaruhi oleh berbagai macam latar belakang yang merupakan
kelanjutan sejarah pendidikan”.
Disini
Kandel menunjukkan bahwa yang dipelajari adalah teori dan praktek
pendidikan sekarang dengan mengingat bahwa bermacam-macam latar belakang
termasuk sejarahnya turut menentukan pula pendidikan pada waktu sekarang.
Mengenai sejarah pendidikan, disinggung dalam hubungan ini karena
sifatnya yang sistematis dan mengandung teori dan prektek pendidikan dari
zaman ke zaman.
b)
Carter V.Goog memberikan
pengertian sebagai berikut:
“Perbandingan
pendidikan adalah studi yang bertugas mengadakan perbandingan teori dan praktek
kependidikan yang ada didalam beberapa negara dengan maksud untuk memperluas
pandangan dan pengetahuan diluar batas negrinya sendiri”.
Definisi
diatas menunjukkan aspek operasional dari pendidikan perbandingan.
Jadi, mengandung jiwa kepraktisan. Di samping itu kedua definisi itu
saling mengisi. Dalam definisi yang dikemukakan oleh Good memang tidak
tercantum tentang perlunya memperhatikan berbagai latarbelakang
pendidikan seperti yang terkandung dalam definisi dari kandel, namun hal
ini dapat dianggap baik oleh Good. Ini desebabkan oleh kenyataan
bahwa pendidikan tidak dapat dilepaskan dari dimensi-dimensi waktu yang melingkupinya
yang lampau, kini, dan yang akan dating. Berarti, bila orang
mempelajari pendidikan beberapa Negara secara perbandingan perlu mengikut
sertakan dimensi waktu.
Argumentasi-argumentasi
yang sama dapat pula dikenakan kepada latar belakang- latarbelakang yang lain
seperti filsafat, ideologi, dan sebagainya. Tiada pendidikan yang tidak
beranjak atau dipengaruhi oleh latarbelakang-latarbelakang tersebut.
Tentang
kemungkinan adanya definisi-definisi yang lain tentulah tidak tertutup. Akan
tetapi sampai sekarang ini dapat dicatat, definisi dari dua tokoh ini, yang
keduanya guru besar dalam bidangnya, telah dapat digunakan dalam memahami makna
tentang pendidikan perbandingan.
Berdasarkan
uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa perbandingan pendidikan ialah menganalisa dua hal atau lebih untuk mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaannya. Dengan demikian maka studi
perbandingan pendidikan ini adalah mengandung pengertian sebagai usaha
menganalisa dan mempelajari secara mendalam dua hal atau aspek dari
sistem pendidikan, untuk
mencari dan menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada dari kedua hal tersebut.
B.
Sejarah
dan Dinamika Ilmu Perbandingan Pendidikan
Sejak zaman plato
457-467 sm penyelenggaraan pendidikan oleh negara telah dibahas secara filsofis
buku Republika menggambarkan bagaimana pembinaan sebuah negara, masyarkat dan
pendidikan mesti di lakukan. Menurut plato sebagaimana yang terurat dalam buku
Republika, bahwa negara ideal berdasarkan pada keadilan.
Keadilan dalam negara hanya tercapai apabila tiap-tiap
warganya mengerjakan pekerjaan yang teruntuk kepadanya.
Plato berpendapat
bahwa pada tiap-tiap negara semua golongan manusia merupakan alat bagi
pencapaian kesejahteraan secara kolektif (kelompok).
Konsep negara syarat dengan ajaran moralitas bangsa yakni
negara yang adil dan berbudi titik tekan yang sama masalah etika negara ini
dibicarakan pula oleh muridnya plato. yaitu Aris Toteles.
Aris toteles juga
bicara tentang etik tetapi menurutnya baru sempurna terlaksana dalam sebuah negara.
Pada dasarnya manusia mempunyai bakat moral tetapi itu hanya dapat dikembangkan
dalam hubungan dengan manusia lain.
Menurut Aris Toteles
bentuk negara ada tiga macam :
1.
Monarki : sistem kerajaan ( dipimpin oleh satu orang)
2.
Aristokrasi : negara ini dipimpin oleh sekelompok orang
3.
Demokrasi : gabungan antara monarki dan aristokrasi.
Studi
Perbandingan muncul pada saat penting dalam sejarah dunia. Eropa telah
menemukan sisa dari dunia dan mencoba untuk menjelaskan variasi banyaknya.
penjelasan Rasional sedang dicari sifat sebenarnya dari lembaga-lembaga
manusia.Sebuah keyakinan yang diperlukan dalam hukum alam membuat penilaian
tentang bagaimana pemerintah, keluarga, dan masyarakat sipil yang terorganisir.
Perkembangan ini memberikan kontribusi pada peningkatan studi komparatif. Ilmu
itu sangat penting dalam perkembangan studi banding, dan sarjana komparatif
awal seragam diidentifikasi sebagai salah satu bidang yang didasarkan pada
penggunaan "metode ilmiah" Dalam pengertian ilmiah yang lebih umum,
sarjana perbandingan diuji hipotesis tentang hubungan sebab akibat antara
gejala.Namun, dari para ulama juga perbandingan awal Pembatasan penelitian
ilmiah mereka dalam dua cara.Pertama, mereka memeriksa persamaan dan perbedaan
antara fenomena atau kelas dari fenomena. Kedua, sedangkan ilmu pengetahuan
umumnya berkomitmen untuk eksperimentasi sebagai suatu cara untuk membuat
klasifikasi dan teori pengujian, sarjana perbandingan hampir seluruhnya
bergantung pada variasi belajar secara alami dan wajar.
Perbandingan
pendidikan (Comparative Education ) sebagai salah satu bagian dalam bidang
pendidikan memulai peran nyatanya pada tahun 1960-an walaupun pada hakikatnya
kegiatan pembandingan pendidikan itu telah berlangsung sejak berabad-abad yang
lalu dan telah ikut pula melahirkan berbagai institusi pendidikan secara
formal.Dalam usianya yang relatif muda, ”perbandingan pendidikan” telah
menunjukkan sumbangannya terhadap perbaikan dan peningkatan pendidikan di
berbagai negara.Namun demikian,tidak mengherankan apabila intensitas perhatian
dan kegiatan formal perbandingan pendidikan ini sangat berbeda antara
negara-negara bahkan juga tidak sama secara regional.
Dalam
perkembangan bidang ilmu perbandingan pendidikan ,cukup banyak nama yang bisa disebut,baik
dalam kategori pelopor,sebagai ahli dalam bidang perbandingan pendidikan atau
keduanya.Beberapa nama patut disebutkan sebagai gambaran bahwa bidang ilmu ini
pun juga sudah mengglobal. Di Amerika Utara dan Eropa , misalnya, I.L Kandel,
Robert Ulich, Nocholas Hans, Friederich Schneider, Franz Hilker, Erich Hylla,
Lauwerys, George Z.Bereday, Williams W.Brickman, Harold Noah, C.Arnold
Anderson, dan Claude A.Anderson merupakan nama-nama yang hasil karyanya dalam
bidang perbandingan pendidikan sering dirujuk.
C.
Ruang
lingkup studi ilmu perbandingan pendidikan
Mengingat
studi perbandinangan pendidikan mempunyai sasaran yang tidak hanya terbatas
pada permasalahan kependidikan di suatu atau dibeberapa negara dengan latar
belakang kebudayaan yang berbeda-beda, maka untuk lebih memantapkan studi
tersebut , para ahli telah memberikan pendapat-pendapatnya tentang ruang
lingkupnya, sebagai berikut:
1.
J.P. Sarumpaet MA. Lektor
pada Universitas Melbourne, meninjau beberapa begian terpenting dari sistem pendidikan
masing-masinng negara. Pertama-tama ditinjau sejarah pendidikannya secara
singkat untuk mengetahui sistem apa yang berlaku saat ini. Kemudian ditinjau
administrasi pendidikannya, terutama dilihat dari segi praktek adminisrtasi dan
organisasinya.
2.
William W. Brickman
berpendapat bahwa perbandingan pendidikan itu mempelajari dan menganalisa serta
memperbandingkan hal-hal sebagai berikut:
a.
Mempelajari sistem
pendidikan dinegara lain dan penjelasan mengenaipermasalahan pendidikan.
b.
Menganalisa mengenai latar
belakang yang mempengaruhinya serta problema-problemanya dan berbagai pandangan
tentang poblema yang kontroversal.
c.
Memperbandingkan dan
menilai sebab-sebab pokok sebelumnya dan sesudah dilakukan pemeahan
problema-problema yang kontroversal dan yang bersifat biasa.
3.
Menurut pendapat DR.
Nazily Shalih dan DR. Abdul Ghani Abud, studi perbandingan pendidikan itu
mempunyai ruang lingkup yuang luas, karena mencakup hal-hal sebagai berikut:
a.
Segala pengetahuan yang
berkaitan dengan sistem pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat yang
berbeda.
b.
Berbagai teori atau
pengetahuan pendidikan seperti filsafat pendidikan, kurikulum pendidikan ,
managemen dan badget kependidikan , metodologi pendidikan, masalah penyediaan
guru dan pembinaanya serta peraturan-peraturan yang berlaku.
c.
Sejarah pendidikan dari
suatu negara, karena sejarah dapat menjelaskan problematika kependidikan untuk
masa kini.
d.
Kebudayaan suatu
masyarakat atau bangsa yang merupakan latar belakang yang mempengaruhi
timbulnya sistem kependidikan yang berbeda antara satu dari yang lainnya.
Dengan mempelajari factor-faktor kebudayaan dari masing-masinng masyarakat atau
bangsa, maka para pelaku studi akan menemukan permasalahan mendasar yang
menjadi latar belakang sistem kependidikan yang ada.
Berdasarkan
uraiandiatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup perbandingan pendidikan
ialah meliputi sistem pendidikan, latarbelakang yang mempengaruhinya, teori
atau pengetahuan pendidikan, sejarah dan kebudayaannya.
D.
Ciri-ciri
pendidikan perbandingan
Pendidikan
perbandingan mempunyai ciri-ciri yang ilmiah, kultural, humanistis,
komperhensif dan interdisipliner. Dikatakan ilmiah karena mempunyai kelengkapan
sebagaimana ilmu pengetahuan pada umumnya, ialah mempunyai objek yang menjadi
sasaran penelitian, sudut pandangan atau skopa dan metode-metode penelitian.
Bersifat Kultural, karena termasuk dalam lingkungan ilmu
pendidikan dan cabang disiplin ini termasuk dalam golongan
ilmu-ilmu kebudayaan. Dikatakan humanistis karena fokus utama
dari padanya berasal dari interaksi manusia dengan lingkungan serta
pengalaman-pegalamannya. Selanjutnya,disebut komperhensif atau luas karena
sifatnya yang interdisipliner. Berarti luasnya harus mencakup fakta
penting ilmu-ilmu modern, yaitu yang dapat membantu memberikan
sumber-sumber penerangannya untuk keperluan studinya.
Mengenai
sifat atau ciri perbandingan pendidikan Gail F. Kelly dan kawan-kawan dalam
bukunya Comperative Education, menunjukkan ciri-ciri perbandingan
pendidikan yang lebih kurang sebagai berikut:
1.
Tentang isi (”content”):
a)
Perbandingan
sistem-sistem pendidikan nasional dengan maksud memberi sumbangan timbulnya
saling pengertian internasional, perbaikan atau pembaharuan pendidikan (sampai
dengan tahun 1960). Menurut perkiraan pendidikan perbandingan mulai berkembang
secara sistematis menjadi disiplin ilmu sejak permulaan tahun 1930-an.
b)
Analisis
tentang hubungan sekolah dan masyarakat (sampai dengan tahun 1960). Dalam
hubungan ini, Nicholas Hans misalnya, meneliti tentang peran yang dapat
dilakukan oleh sekolah dalam pengembangan kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan. Kalau dalam konkritnya dua rangkuman contoh isi (a dan b) di atas
selalu bersifat komparatif, artinya membandingkan pendidikan negara yang satu
dengan negara yang lain, C. Arnold Anderson mengetengahkan studi yang mendalam.
Menurut tokoh ini, studi mendalam mengenai suatu fenomena pendidikan suatu
negara dapat digunakan sebagai materi studi komparatif. Dengan menggunakan
parameter tertententu suatu studi untuk negara tertentu dapatlah diuji adanya
pada negara yang lain.
c)
Studi
tentang modernisasi. Sebagian materi studi sejak masa akhir tahun enam puluhan
berkisar pada masalah modernisasi. Dengan menggunakan kerangka pikir teori
modernisasi para ahli berusaha memperoleh pengertian tentang apakah suatu
negara telah mencapai atau sedang bergerak ke arah modernisasi. Dalam hubungan
ini peranan pendidikan juga ditelaah dalam kaitan dengan perkembangan
masyarakat dan perekonomian negara-negara yang bersangkutan.
2.
Tentang metode :
Uraian pada awal bab ini menyebutkan bahwa peminat
pendidikan perbandingan itu bermacam-macam, yaitu dari ahli dalam bidangnya,
pendidik, sampai pejabat-pejabat dalam perencanaan dan kerja sama regional dan
internasional dalam bidang pendidikan. Atas dasar pernyataan ini, maka pendidikan
perbandingan bervariasi bidang isi telah memperoleh tempat pada bagian
yang terdahulu, maka, pada bagian ini akan diuraikan secara singkat ciri-ciri
tentang metode.
Variasi tentang metode ini telah disinggung secara
singkat pada bab pendahuluan ketika dibicarakan tentang pandangan-pandangan Kandel
dan Hans mengenai pengembangan pendidikan perbandingan. pada
bagian ini disebutkan bahwa dengan mengikuti pandangan Kandel tentang pendidikan perbandingan, maka, metode-metode yang
perlu dikembangkan adalah historis, komparatif, dan filosofis. Bila diikuti
pandangan Hans, metode yang terutama sekali diperlukan adalah deskriptif dan
eksperimental.
Ada tokoh-tokoh yang memikirkan dan mengusahakan adanya
metode tertentu yang dapat menjadi ciri khas pendidikan perbandingan.
Tokoh-tokoh itu, diantaranya, Andreas Khasamias, Harold Noah dan Max Eckstein.
Dua tokoh terakhir ioni secara khusus mengungkapkan pandangannya dalam buku
yang berjudul Toward a Saince in Comparative Education, dengan
mengatakan bahwa studi komparatif tidaklah seyogyanya bersifat impresionistik,
melainkan perlu berpegangan secara ketat paradigma ilmu dari ilmu-ilmu sosial.
data empirik perlu diutamakan, dan ditinggalkan pengungkapan data yang
berdasarkan kesan-kesan. Perkembangan pendidikan perbandingan memang ada
kecendrungan mempunyai ciri semacam ini.
Fokus utam pendidikan perbandingan, menurut tokoh-tokoh
ini adalah hubungan antara sekolah dan masyarakat, yang untuk ini perlu
dikembangkan pengetahuan baik secara teoritik maupun praktis, serta metode yang
diperlukan. Dengan konstruksi pikir ini dapat dikembangkan hukum-hukum dan bila
ini telah diketemukan, maka peranan pendidikan terhadap perkembangan masyarakat
dan kebudayaan, misalnya, menjadi jelas pula.
Konsepsi yang dirumuskan oleh Noah dan Eckstein ini
barasal dari gurunya, yaitu George Bereday, yang telah menuliskan konsepsinya
dalam Comparative Method in Education. Hal yang berbeda dengan pandangan
Bereday adalah metodenya. Kalau Bereday berpendapat bahwa studi perbandingan
itu dapat menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif, Noah dan Eckstein
meyogyakan penggunaan metode kuantitatif sebagai metode utama. Dengan
kuantitatif kaidah-kaidah ilmiah seperti objektivitas dan replikatif dapat
terpenuhi.
Pandangan yang senada dikemukakan oleh Brian Holmes, yang
dituliskan dalam bukunya yang diberi judul Problems in Education : A
Camparative Approach. Ia mengemukakan bahwa agar sifat ilmiah pendidikan
perbandingan sungguh-sungguh dapat dicapai, dalam metodenya perlu dipenuhi
syarat-syarat seperti : objektivitas, pengembangan kategori-kategori
perbandingan yang konsisten dan mantap, metode yang cermat dalam pengumpulan
data, analisa yang runtun, dan sebagainya.
Menurut Holmes, hasil studi pendidikan perbandingan
memberikan data-data yang dapat digunakan sebagai pemecahan masalah pendidikan
tertentu. Ini dapat meliputi ruang lingkup baik yang sempit maupun yang luas.
Yang sempit seperti halnya tentang kegiatan-kegiatan kelas dan sekolah,
sedangkan yang luas dapat meliputi hubungan sekolah dan masyarakat ataupun
transfer teori dan praktek pendidikan dari suatu negara ke negara yang lain.
3.
Tentang pendekatan
Pendekatan yang digunakan oleh para ahli dalam studi
komparatif dapat digolongkan menjadi dua, yaitu makro dan mikro. Analisis makro
juga disebut analisis tentang sistem pendidikan dunia.
Pendahuluan dan analisis mikro dapat mengambil ruang
lingkup secara regional atau lokal. Dapat secara khusus menganai berbagai
pelaksanaan pendidikan atau hubungan antara sekolah dan masyarakat baik yang
berlangsung dalam suatu negara maupun lintas negara.
Analisis mikro ini merupakan studi yang tidak jarang
bersifat mendalam. Sementara ahli melihat bahwa hasil pandidikan suatu jenis
sekolah tidak dapat semata-mata dipelajari hanya dari analisis tentang
kebijaksanaan pendidikan seperti penentuan kurikulum, pendidikan guru dan
ujian-ujian. Berbagai latarbelakang perlu ditelaah, misalnya sistem nilai
masyarakat yang bersangkutan dan adanya kelompok-kelompok serta stratifikasi
sosial.
Latarbelakang sosial ini ikut mengambil bagian dalam
pencapaian kemampuan dan taraf berpikir siswa-siswa di sekolah. Demikian pula
keadaan ekonomi. Sering kali siswa-siswa tertentu tidak dapat maju di sekolah
karena mereka berada pada lapisan bawah masyarakat.
Untuk menyelenggarakan studi semacam ini pendekatan mikro
menggunakan landasan ilmu-ilmu seperti antropologi dan sosiologi dengan
pengamatan yang khas seperti fenomenologi dan interpretasi.
Uraian singkat di atas pada hakekatnya menunjukkan sifat
lintas disiplin (interdiscipliner) dari pendidikan perbandingan.
Berdasarkan
uraian diatas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa ciri-ciri perbandingan
pendidikan yaitu bersifat ilmiah, kultural, humanistis, komperhensif dan
interdisipliner. Sedangkan menurut Gail F. Kelly dan kawan-kawan ciri-ciri
perbandingan pendidikan itu meliputi isi, metode dan perbandingan.
Mengenai isi dalam perbandingan pendidikan yaitu harus memperhatikan
sistem-sistem pendidikan, analisis tentang hubungan sekolah dengan masyarakat,
dan pendidikan tentang modernisasi, yaitu peranan pendidikan dengan
perkembangan ekonomi dan masyarakatnya.
Selanjutnya
mengenai metode dalam pendidikan perbandingan, ciri-ciri metode yang digunakan
ialah bersifat historis, komperatif, filosofis, deskriptif, dan eksperimental.
Sedangkan
mengenai pendekatan digolongkan
menjadi dua, yaitu makro dan mikro. Analisis makro juga disebut analisis
tentang sistem pendidikan dunia dan analisis mikro dapat mengambil ruang
lingkup secara regional atau lokal. Menganai berbagai pelaksanaan pendidikan
atau hubungan antara sekolah dan masyarakat baik yang berlangsung dalam suatu
negara maupun lintas negara.
E.
Metode-metode
dalam Studi Perbandingan Pendidikan
Metode-metode
yang digunakan dalam studi perbandingan pendidikan adalah sebagai berikut :
a.
Metode Historis
Fungsi
dan tujuan dari metode ini adalah untuk menemukan fakta tentang situasi
pendidikan pada waktu lampau, kemudian memahami dan membandingan pendidikan
pada masa kini, dan untuk memahami perkembangan pendidikan pada masa yang akan
datang.
Dengan
metode ini, dapat ditemukan perubahan, persamaan, dan perbedaan sistem
pendidikan dalam waktu tertentu, antar negara yang satu dengan negara yang
lain, dan kemudian tren perubahannya, di masa yang akan datang.
Langkah-langkah
yang ditempuh jika menggunakan metode ini yaitu : 1. Memilih Problem, 2.
Mengumpulkan Data, 3. Menguji Data, 4. Membuat Hipotesis tentang
kondisi pendidikan masa lalu 5. Menarik Kesimpulan.
b.
Metode Deskriptif
Deskriptif
artinya menguraikan, menjelaskan, dan menyampaikan kondisi obyektif
tentang teori dan praktik pendidikan, baik berupa sistem, kebijakan, proses,
kurikulum, aliran, dan sebagainya, yang terjadi pada waktu sekarang di suatu
negara. Langkah-langkahnya yaitu mengumpulkan data dan fakta, kemudian membuat
prediksi dan identifikasi dari hubungan antar variabel dalam penelitian.
c.
Metode Statistik
Metode
statistik yaitu, cara penelitian dengan menggunakan data statistik yang
berguna untuk mengungkap, dan menganalisis hubungan antar variabel
penelitian tentang pendidikan di berbagai negara.
d.
Metode Filosofis
Metode
filosofis, yaitu metode yang mencoba mencermati prinsip dan konsep pendidikan,
yang dianut oleh suatu negara, termasuk penggunaan tema peserta didik,
pendidikan kaum dewasa (adult education), penanaman nilai (transfer of value)
dan sebagainya, yang masing-masing negara mempunyai maksud tersendiri atas
tema-tema tersebut.
e.
Metode Komparatif
Metode
komparatif, artinya membandingkan, yaitu membandingkan antara kekuatan dan
faktor-faktor kebudayaan yang mempengaruhi sebuah sistem pendidikan di suatu
negara, kemudian akan dibandingkan lagi dengan negara-negara yang lain. Pada metode komparatif,
terdapat tiga prinsip dalam memilih unit yang akan diperbandingkan, yaitu
prinsip Comparable, Setaraf, dan Relevan.
Comparable,
artinya layak untuk dibandingkan, misalnya, membandingkan antara sistem dan
kebijakan pendidikan, pada masa orde lama dan masa orde baru, di Indonesia. Setaraf, artinya jika
dibandingkan dari sisi unsur, ruang, waktu, dan wilayahnya tidak jauh berbeda.
Misalnya, membandingkan pendidikan antara negara-negara yang berada di wilayah
Asia Tenggara atau ASEAN.
Relevan,
artinya masih berlaku, atau dapat dipertanggungjawabkan, dan menunjukan
konsistensi dan kesesuaian antara unsur-unsur yang dibandingkan. Misalnya,
membandingkan pendidikan antara negara Uni Soviet dan Amerika Serikat, hal
tersebut sudah tidak relevan lagi, karena negara Uni Soviet sudah tidak ada
lagi, dan pecah menjadi negara-negara seperti Rusia, Ukraina, dan sebagainya.
Sehingga dalam metode komparatif, perlu diperhatikan pula prinsip relevan atau
tidaknya unsur-unsur pendidikan yang akan diperbandingkan.
f.
Metode Quasi-Eksperimental
Metode
ini, menggunakan prinsip percobaan atau eksperimen dalam membandingkan
pendidikan antar negara. Misalkan membandingkan pendidikan di negara-negara
Afrika, yang banyak memiliki berbagai macam suku dan etnis yang beragam. Dalam
hal ini, tokoh metode quasi-eksperimental, yang bernama Foster, menyarankan
untuk menggunakan metode ini, yaitu dengan cara memilih satu kelompok suku yang
sama, dan berada di antara dua negara yang berbeda, kemudian juga sebaliknya,
memilih dua suku atau lebih, yang berada di satu negara yang sama. Dari hasil
perbandingan dengan metode ini, akan mempengaruhi kebijakan pendidikan, yang
akan di ambil pemerintah dalam suatu negara, terutama yang berkaitan dengan
latar belakang suku atau etnis yang berbeda-beda.
F.
Persyaratan
pelaku studi perbandingan pendidikan
Permaslahan
dalam kependidikan yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di Negara-negara
berbeda, merupakan sasaran studi yang utama. Untuk mengenal dan mengetahui permaslahan
tersebut, para pelaku setudi dalam perbandingan pendidikan perlu
menguasai pengetahuan yang berhubungan dengan hal-hal sebagai
berikut :
a)
Mengetahui tentang sistem
kependidikan dan pengajaran dari Negara yang dipelajari. Problem-problem dalam
sisitem itu juga harus diketahui. Pengetahuan tersebut harus dapat dimanfaatkan
secara tepat sehingga ia mampu mengaitkan antara sebab dan akibat atau
antara komponen-komponen sistem itu dengan faktor-faktor yang melatar
belaknginya.
b)
Mengetahui tentang
pemikiran (konsep) dan teori kependidikan yang diamalkan serta diterapkan dalam
masyarakat dinegara yang dipelajari. Akan tetapi ia tidak perlu terlalu menitik
beratkan pada masalah konsep dan teori tersebut, melainkan hanya dipergunakan
sebagai pembantu dalam penganalisisannya saja.
c)
Mengetahui tentang
sejarah pendidikan dari Negara yang studi, namuntidak perlu terpaku pada
soal ini, melainkan menjadikan sejarah pendidikan itu sekedar untuk mendapatkan
penjelasan mengenai problema problema kependidikan.
Problema-problema tersebut dijadikan bahan perbandingan.
d)
Memiliki pengetahuan
yang cukup banyak dan menyeluruh tentang segala hal yang ada
hubungannya dengan kehidupan masyarakat yang di studi. Soal-soal politik,
ekonomi, sosial, agama, adat istiadat, kebudayaan dan lain-lainnya yang dapat
menjelaskan sistem kependidikan dan pengajaran yang ada.
e)
Mempunyai kemampuan
menghubungkan antara sebab dan akibat serta faktor-faktor kebudayaan yang ada
dibalik problem-problem yang Nampak dalam sistem kependidikan dan pengajaran
yang ada.
Semua
pengetahuan yang tersebut diatas bukan menjadi tujuan pokok studi perbandingan
pendidikan, melainkan hanya sekedar penunjuang yang dapat mempelancar studi
yang mendalam dan komperhensif (mencakup) sebagai suatu ilmu.
G.
Objek atau sasaran studi perbandingan pendidikan
Dalam studi ilmiah, dikenal adanya dua macam objek,
yaitu objek formal dan objek material. Sasaran objek formal adalah sistem,
teori dan praktek pendidikan yang ada sekarang, yang berlangsung pada berbagai
masyarakat/bangsa, dengan menggunakan pendekatan perbandingan.
Sedangkan Objekmaterial studi perbandingan pendidikan,
adalah masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan yang mencakup
permasalahan yang sangat luas, masalah hidup dan tingkah laku kehidupan
manusia. Masalah-masalah yang berkaitan dengan bagaimana orang
tua/geneasi tua mempersiapkan anak /generasi mudanya, agar nantinya mampu
melaksanakan tugas-tugas hidup dan mengembangkan kehidupannya di masa yang akan
datang atau dengan singkat proses pendewasaan anak.
Diantara objek tersebut ialah:
a.
Perbuatan
mendidik itu sendiri
b.
Anak
didik
c.
Dasar
dan tujuan pendidikan
d.
Pendidik
e.
Materi
pendidikan
f.
Metode
pendidikan
g.
Alat-alat
pendidikan
h.
Lingkungan
sekitar
H.
Pentingnya
ilmu perbandingan pendidikan
Perbandingan
pendidikan sebagai ilmu dalam dunia pendidikan pada khususnya dan dunia ilmu
pengetahuan pada umumnya mempunya kedudukan penting. Tidak saja orang-orang
yang bekerja dalam dunia pendidikan yang dapat memetik manfaat ilmu
perbandingan pendidikan, akan tetapi juga mereka yang mempunyai minat dan
profesi dalam bidang-bidang ilmu sosial seperti para ahli sosiologi, ahli
kebudayaan dan ahli politik dan sebagainya.
Khusus
bagi orang yang berkecimpung dalam dunia kependidikan, studi perbandingan
pendidikan dapat memberikan berbagai bentuk dan segi kemanfaatan. Di antaranya
adalah:
a)
Akademis ilmiah,
karena studi perbandingan pendidikan telah memiliki kelengkapan studi
sebagaiman ilmu pengetahuan lainnya yaitu mempunyai sasaran (objek) studi
yang jelas, mempunyai scope (ruang lingkup) pandangan yang khusus
tersendiri dan metode-metode studi tertentu. Disamping itu perbandingan
pendidikan juga memberikan manfaat dalam mempelajari berbagai teori
kependidikan, memperdalam pemahaman selukbeluk pendidikan dan asla usulnya,
tentang hubungan pendidikan dengan masyarakat serta tentang sebab dan akibat
dari hubungan antar keduanya.
b)
Cultural (kebudayaan),
karena manusia hidup dalam bermasyarakat pada hakekatnya adalah objek dan
subjek pembudayaan masyarakat sendiri. Alat yang dijadikan
pembudayaan (enculturation) itu adalah pendidikan. Dengan demikian
masyarakat tanpa pendidikan tidak mungkin dapat hidup berbudaya
tinggi. Oleh karena itu pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan umat
manusia dan ia menjadi cabang dari disiplin ilmu kebudayaan. Studi perbandingan
pendidikan memandang pendidikan memiliki potensi cultural juga mempunyai
daya membentuk dan mengubah corak dan isi kebudayaan masyarakat
kearah tujuan tertentu sesuai trends (arah) perkembangan hidup yang
diciptakan. Oleh karena itu melalui studi perbandingan pendidikan
seseorang akan dapat lebih banyak mengenal dan meresapi corak, bentuk dan
cita-cita cultural masyarakat yang di studi.
c)
Humanistis,
karena perbandingan pendidikan lebih menitik beratkan tugasnya pada
masalah interelasi (saling hubungan) anatara faktor-faktor lingkungan hidup dan
pengalaman-pengalaman manusia sebagai anggota masyarakat, serta saling pengaruh
mempengaruhi antara manusia dengan lingkungan sekitarnya
dan dengan masyarakat. Jadi faktor manusia menjadi titik sentral dari
pandangan masyarakat terhadap bagaimana dan sejauh mana serta seperti apa
pendidikan yang diinginkan guna memperbaiki dan memajukan
masyarakatnya sendiri.
d)
Kepuasan intelektual (
akal fikiran), karena studi perbandingan
pendidikan tidak semata “membaca” fakta kependidikan di masyarakat yang
sedang berlangsung, akan tetapi memikirkan atau menganalisa dengan
cara-cara logis-rasional tentang fakta-fakta itu seperti dengan
angka-angka statistik, atau berbagai metode analisa. Fakta-fakta itu direnungkan
melalui akal fikirannya sehingga ia mampu menemukan hubungan antara fakta
yang dilihat dengan faktor-faktor kebudayaan yang menjadi latar belakangnya
yang mengakibatkan timbulnya kenyataan-kenyataan seperti terlihat dalam sistem
kependidikan yang di studi. Dengan demikian studi ini mendorong orang
untuk mengungkapkan rahasia yang melatar belakangi
sistem tersebut. Bilaman ia mampu mengungkapakan rahasia atau
hakekat yang ada dibalik kenyataan yang ada maka akan timbul rasa
kepuasan dalam batinnya, terutama kepuasan akal fikirannya yang
telah mencari dan menganalisisnya secara tepat.
e)
Keuntungan operasional,
karena studi perbandingan pendidikan berusaha mempelajari problem-problem
kependidikan yang ada di dalam masyarakat di negeri lain yang dapat di jadikan
bahan informasi untuk membantu pemecahan problema kependidikan
lebih lanjut dalam sistem kependidikan yang ada di negerinya sendiri.
Dalam pemecahan problema itu perbandingan pendidikan memberikan
tekanan pada sikap objektif, tidak memihak, dalam menginterpretasikan
fakta-fakta yang ada, sehingga hasil analisisnya akan mengandung nilai
tinggi bagi operasionalisasi (pelaksanaan) sistem kependidikan yang
diharapkan.
Manfaat
yang pokok dari studi perbandingan pendidikan ialah dapatnya memberikan
pengertian dan pengetahuan kepada seseorang terutama dalam usaha memecahkan
permasalahan kependidikan yang dihadapinya. Studi perbandingan pendidikan dapat
memberikan bantuan kepada mereka yang berusaha memahami kehidupan suatu bangsa
yang selanjutnya akan memudahkan untuk begaul dengan bangsa yang bersangkutan.
Studi
perbandingan pendidikan memegang peranan penting dalam usaha menggalang
perdamaian dunia dan hidup berdampingan secara damai antara bebagai Negara,
oleh karena asas yang dipeganginya adalah pertukaran kunjungan antara bangsa
atau penyelenggaraan pertemuan dinegara-negara berbeda, bahkan dapat
menimbulkan ikatan saling tolong menolong dan kerja sama dalam usaha memecahkan
permasalahan kependidikan yang dapat mempertebal perasaan persaudaraan
kemanusiaan.
Itulah
sebabnya maka studi perbandingan pendidikan tidak hanya terbatasi oleh masalah
kependidikannya saja, melainkan sampai menjangkau kepada sasaran-sasaran yang
lain yang jauh. Sasaran itu sangat berkaitan dengan kehidupan didalam masyarakat
itu sendiri. Juga kehidupan masyarakat dalam hubungannya dengan masyarakat lain
serta memperkokoh kerja sama, yang jujur, tukar menukar kunjungan dan saling
pengertian.
I.
Perbedaan Konsep Dasar Pendidikan Islam dan Barat
1.
Konsep Dasar
Pendidikan Islam
Pembicaraan tentang konsep dasar pendidikan islam ini
mencakup pengertian istilah tarbiyah,ta’lim, ta’dib, dan pendidikan
islam.
1)
Pengertian Tarbiyah
Abdurrahman An-nahlawi mengemukakan bahwa menurut kamus
Bahasa Arab, lafal At-Tarbiyah berasal dari tiga kata.
Pertama , raba-yarbu yang berarti bertambah dan
bertumbuh. Makna
ini dapat dilihat dalam firman Allah :
Dan suatu riba
(tambahan) yang kalian berikan agar dia menambah pada harta manusia ,maka riba
itu tidak menambah pada sisi Allah.(QS.Ar-Rum(30):39).
Kedua, rabiya-yarba dengan wazan (bentuk) khafiya-yakhfa,
yang berarti menjadi besar. Atas dasar makna inilah Ibnu AI-Arabi mengatakan :
Jika orang
bertanya tentang diriku, maka mekah
adalah tempat tinggalku dan di situlah aku dibesarkan .
Ketiga, rabba- yarubbu dengan wazan (bentuk)
madda-yamuddu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga
,dan memelahara. Makna ini antara lain ditunjukkan oleh perkataan Hasan bin
Tsabit , sebagaimana yang ditulis oleh Ibnu Al-Manzhur :
Sesungguhnya
ketika engkau tampak pada hari ke luar di halaman istana,engkau lebih baik dari
pada sebutir mutiara putih bersih yang
dipelihara oleh kumpulan air di laut .
Dari ketiga asal kata di atas dapat
disimpulkan bahwa pendidikan (tarbiyah) terdiri dari empat unsur, yaitu :
1)
Menjaga dan memelihara
fitrah anak menjelang baligh.
2)
Mengembangkan seluruh
potensi dan kesiapan yang bermacam-macam.
3)
Mengarahkan deluruh
fitrah dan potensi anak menuju kepada kebaikan dan kesempurnaan yang layak
baginya.
4)
Proses ini di
laksanakan secara bertahap .
2)
Pengertian Ta’lim
At-ta’lim merupakan bagian kecil dari at-tarbiyah
ai-aqliyah yang bertujuan memperoleh pengetahuan dan keahlian berfikir ,yang
sifatnya mengacu pada domain kognitif . Hal ini dapat dipahami dari pemakaian
kata ‘allama’ dikaitkan dengan kata ‘aradha’ yang mengimplikasikan bahwa proses
pengajaran adam tersebut pada akhirnya diakhiri dengan tahap evaluasi .
konotasi konteks kalimat itu mengacu pada evaluasi domain kognitif ,yaitu
penyebutan nama-nama benda yang diajarkan ,belum pada tingkat domain yang lain
.Hal ini memberi isyarat bahwa dibanding dengan at-tarbiyah.
3)
Pengertian Ta’dib
Muhammad Nadi Al-Badri, sebagaimana dikutip oleh
Ramayulis mengemukakan, pada zaman klasik ,orang hanya mengenal kata ta’dib
untuk menunjukkan kegiatan pendidiakan . Pengertian seperti ini terus terpakai
sepanjang masa kejayaan islam , hingga semua ilmu pengetahuan yang dihasilakan
oleh akal manusia pada masa itu disebut Adap , dan seorang pendidik pada masa
itu disebut Mu’adib.
Ta’dib adalah pengenalan dan
pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang
tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan
sedemikian rupa sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan
dan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan keberadaanya .(Al-Attas :60).
Pengertian ini berdasarkan Hadist Nabi :
Tuhanku telah mendidikku
dan telah membaguskan pendidikanku .
4)
Pengertian
Pendidikan Islam
Pendidikan
islam adalah proses tranformasi dan internalisasi ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai pada diri anak didik melalui penumbuhan dan
kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya . Pengertian tersebut mempunyai lima prinsip pokok, yaitu :
1)
Proses tranformasi dan
internalisasi
2)
Ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai.
3)
Pada diri anak didik
4)
Melaluipenumbuhan dan
pengembangan potensi fitrahnya .
5)
Guna mencapai
keselarasan dan kesempurnaan hidup dalam segala aspeknya .
Dari keterangan-keterngan di atas sudah mulai terlihat
perbedaan antara pendidikan Islam dan Barat dalam konsep dasar pendidikannya .
Tujuan
Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan kamil
yang memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan,
kekhalifahan,dan pewaris nabi. Tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut
.
a.
Terbentuknya “insan
kamil” .
b.
Terciptanya insan
kaffah .
c.
Penyadaran fungsi
manusia sebagai hamba, khalifah Allah, serta pewaris Nabi.
2.
Pengertian pendidikan Barat dan Asalnya
a.
Pengertian dan asal.
Dalam pendidikan Barat, ilmu tidak lahir dari pandangan hidup
agama tertentu dan diklaim sebagai sesuatu yang bebas nilai. Namun sebenarnya
tidak benar-benar bebas nilai tapi hanya bebas dari nilai-nilai-nilai keagamaan
dan ketuhanan. Menurut Naquib al-Attas, ilmu dalam peradaban Barat tidak
dibangun di atas wahyu dan kepercayaan agama namun dibangun di atas tradisi
budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan
sekular yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu
pengetahuan serta nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh rasio manusia,
terus menerus berubah . Sehingga dari cara pandang yang seperti inilah pada
akhirnya akan melahirkan ilmu-ilmu sekular.
Masih menurut al-Attas, ada lima faktor yang menjiwai budaya
dan peradaban Barat, yaitu:
Pertama, menggunakan akal
untuk membimbing kehidupan manusia;
Kedua, bersikap dualitas
terhadap realitas dan kebenaran;
Ketiga, menegaskan aspek
eksistensi yang memproyeksikan pandangan hidup sekular;
Keempat, menggunakan doktrin humanism.
Kelima, menjadikan drama
dan tragedi sebagai unsur-unsur yang dominan dalam fitrah dan eksistensi
kemanusiaan.
Kelima faktor ini amat
berpengaruh dalam pola pikir para ilmuwan Barat sehingga membentuk pola
pendidikan yang ada di Barat.
Ilmu yang dikembangkan dalam pendidikan Barat dibentuk dari
acuan pemikiran falsafah mereka yang dituangkan dalam pemikiran yang bercirikan
materialisme, idealisme, sekularisme, dan rasionalisme. Pemikiran ini
mempengaruhi konsep, penafsiran, dan makna ilmu itu sendiri. René Descartes
misalnya, tokoh filsafat Barat asal Perancis ini menjadikan rasio sebagai
kriteria satu-satunya dalam mengukur kebenaran. Selain itu para filosof lainnya
seperti John Locke, Immanuel Kant, Martin Heidegger, Emillio Betti, Hans-Georg Gadammer,
dan lainnya juga menekankan rasio dan panca indera sebagai sumber ilmu mereka,
sehingga melahirkan berbagai macam faham dan pemikiran seperti empirisme,
humanisme, kapitalisme, eksistensialisme, relatifisme, atheisme, dan lainnya,
yang ikut mempengaruhi berbagai disiplin keilmuan, seperti dalam filsafat,
sains, sosiologi, psikologi, politik, ekonomi, dan lainnya .
b.
Konsep pendidikan Barat
Ada 4 konsep yang di pegang oleh prespektif barat. Mulai dari
Sekuler, Liberal, Pragmatis, dan Materialis. Dari 4 konsep ini, dapat diartikan
bahwa konsep pendidikan prespektif barat sangat berbeda-beda antara satu dengan
yang lain.
1)
Sekuler
Memisahkan antara ilmu dengan agama. Maksudnya, pendidikan barat lebih mementingkan ilmu daripada agama yang di dapat dari ilmu itu. mereka hanya mementingkan Jasmani dan tidak memikirkan akan rohani.
Memisahkan antara ilmu dengan agama. Maksudnya, pendidikan barat lebih mementingkan ilmu daripada agama yang di dapat dari ilmu itu. mereka hanya mementingkan Jasmani dan tidak memikirkan akan rohani.
2)
Liberal
Bebas. Maksudnya, pendidikan barat
itu bebas melakukan segala hal yang di suka, tetapi tetap mengarah akan ilmu
yang dipelajarinya itu.
3)
Pragmatis
Praktis atau bersifat sementara. Mereka menganggap bahwa ilmu itu dipelajari agar seseorang dapat menggapai cita-citanya. Mereka hanya fokus akan satu titik berat yang dituju oleh pemikirannya. Proses penggapaian cita-cita itulah yang membuat seseorang menjadi lebih terstruktur untuk menggapainya secara maksimal. Mereka tidak mempelajari akan hal-hal yang seharusnya mereka pelajari disekitarnya seperti pendidikan sosial dan sebagainya.
Praktis atau bersifat sementara. Mereka menganggap bahwa ilmu itu dipelajari agar seseorang dapat menggapai cita-citanya. Mereka hanya fokus akan satu titik berat yang dituju oleh pemikirannya. Proses penggapaian cita-cita itulah yang membuat seseorang menjadi lebih terstruktur untuk menggapainya secara maksimal. Mereka tidak mempelajari akan hal-hal yang seharusnya mereka pelajari disekitarnya seperti pendidikan sosial dan sebagainya.
4)
Materialis
Sebatas "materi" saja. Jadi, pendidikan itu hanyalah sebatas materi. Mereka tak memikirkan kedepan akan apa yang mereka sedang pelajari itu. Mereka hanya tertuju pada satu tujuan yaitu hasil nilai pelajaran yang baik.
Sebatas "materi" saja. Jadi, pendidikan itu hanyalah sebatas materi. Mereka tak memikirkan kedepan akan apa yang mereka sedang pelajari itu. Mereka hanya tertuju pada satu tujuan yaitu hasil nilai pelajaran yang baik.
Pembahasan pokok dari perbedaan pendidikan islam dan
barat ialah :
a.
Pendidikan
Barat memiliki perbedaan yang jauh dengan Islam
b.
Pendidikan
Islam dan Barat berbeda dalam segi konsep dan tujuan
c.
Tujuan
pendidikan Islam selain unsur materialis yaitu yang terpenting adalah Ibadah
d.
Pendidikan
barat hanya bersandar pada rasionalisme dll.
e.
Pendidikan
Islam berpatokan pada wahyu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Perbandingan pendidikan tidak hanya
membandingkan Sistem Pendidikan dan pengajaran, Pemikiran Pendidikan,
Teori-teori pendidikan saja tetapi Perbandingan pendidikan merupakan perbandingan
lebih mendalam lagi yaitu mencari tentang latar belakang yang menimbulkan
problematika pendidikan dan sebab-sebab yang menimbulkan perbedaan dan
persamaan teori dan praktik sistem pendidikan di beberapa Negara.
Ruang
lingkup perbandingan pendidikan ialah meliputi sistem pendidikan, latar
belakang yang mempengaruhinya, teori atau pengetahuan pendidikan, sejarah dan
kebudayaannya.Ciri-ciri perbandingan pendidikan itu meliputi isi, metode dan
perbandingan. Mengenai isi dalam perbandingan pendidikan yaitu harus
memperhatikan sistem-sistem pendidikan, analisis tentang hub sekolah dengan
masyarakat, dan pendidikan tentang modernisasi, yaitu peranan pendidikan dengan
perkembangan ekonomi dan masyarakatnya.Selanjutnya mengenai metode dalam
pendidikan perbandingan, ciri-ciri metode yang digunakan ialah bersifat
historis, komperatif, filosofis, deskriptif, dan eksperimental. Sedangkan
mengenai pendekatan digolongkan
menjadi dua, yaitu makro dan mikro
Penguasaan dari sejumlah pengetahuan dan keterampilan
adalah tuntutan yang harus dipenuhi oleh tenaga kependidikan dewasa ini. Maka
pengembangan terhadap pengayaan aspek-aspek pndidikan harus dikembangkan, bukan
hanya aspek yang ada di dalam negeri akan tetapi aspek dari luar negeri
sekalipun harus diketahui untuk memperluas cakrawala kaum pendidik khususnya.
Dan dengan adanya unsur-unsur pendidikan luar jangan
sampai ditolak mentah – mentah , akan tetapi dibandingkan , Karena pada
dasarnya unsur-unsur tersebut dapat menunjang usaha Peningkatan
Pendidikan Nasional di Negara kita.
Maka untuk mengkondisikan hal-hal tersebut
di atas, perlu secepatnya mendisiplinkan ilmu, agar objek atau sasaran
yang dituju menjadi jelas dan tepat. Adapun yang perlu digaris
bawahi yaitu , jika membandingkan objek, konsep, teori dan praktek yang
disampaikan diterapkan, karena banyak aspek atau faktor – faktor yang menjadi
pengembangan, seperti: Aspek guru, ekonomi, sosial, politik, dan budaya.
Sedangkan perbedaan metodologi
Barat dan Islam dari sudut
keilmuan terletak pada peletakan status ontologi dan epistimologi pengetahuan.
Kalau Barat akhirnya cenderung menolak status ontologis objek-objek metafisika
dan lebih memusatkan perhatiannya
pada objek-objek fisik (positivistik), epistimologi Islam masih mempertahankan
statusontologis yang tidak hanya objek-objek fisika, tetapi juga objek-objek
metafisika. Perbedaan cara pandang
serta keyakinan terhadap status ontologis ini telah menimbukan perbedaan yang
cukup signifikan
di antara kedua sistem epistimologi tersebut dalam masalah-masalah yang
menyangkut soal
klasifikasi ilmu dan metode-metode ilmiah.
Perbedaan
pada sisi lain, seperti dari sudut pendidikan ternyata Barat melihat anak didik sebagai manusia yang
merdeka dan memiliki kebebasan dan sementara Islam memandang manusia sebagai makhluk Tuhan dan
sosial yang memiliki potensi sesuai dengan fitrahnya.
Akan
tetapi, Barat lebih
mengedepankan akal dengan mengenyamping kalbu. Artinya ilmu pengetahuan hanya merupakan teori-teori
inderawi yang dapat diamati, diteliti serta dibuktikan saja. Oleh karena itu, tugas utama sebuah
epistimologi adalah menunjukkan bagaimana ilmu itu mungkin secara filosofis.
Dan,
merupakan tugas filsafat ilmu pengetahuan untuk menuntun bahwa pengetahuan itu
mungkin secara
filosofis. Untuk islamisasi ilmu pengetahuan dan pendidikan sangat perlu
kembali mengintegrasikan
antara al-kitab, al-huda, dan al-‘ilma atau agama-etika-teknologi, sebagai yang telah dilakukan para
ilmuan muslim pada abad pertengahan.
B.
Saran
Kami berharap, dengan adanya makalah ini, para pembaca khususnya
para mahasiswa, dosen, dan para pelaku yang memiliki minat dalam ilmu
perbandingan pendidikan, dapat menambah, memperbarui, dan memahami pengetahuan
tentang perbandingan pendidikan, serta dapat mengobati rasa keingintahuan
mereka akan ilmu ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nur,Agustiar
Syah,2001, Perbandingan Sistem Pendidikan
15 Negara , Bandung : Lubuk Agung.
H.M.Arifin, 2003, Ilmu
Perbandingan Pendidikan, Jakarta : Golden Terayon
Press.
Arifin,
Ilmu Perbandingan Pendidikan, ( Jakarta: PT.Citra Mandala Pratama, 1986.
Imam
Barnadib, Dasar-dasar Pendidikan Perbandingan, ( Yogyakarta: Institut
Press IKIP Yogyakarta, 1984 ).
Imam
Barnadib, Pendidikan Perbandingan,( Yogyakarta: Andi Offset, Cet.-2,
1990).
Sudiyono,
Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Abdurrahman,
Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan, Gama Media, Yogyakarta, 2003
Al Jumlati, Ali. 1999. Perbandingan Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta
Umar,Bukhari
.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta.2010.Amzah.
pendidikan
blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar