Selasa, 04 November 2014

MAKALAH “SKETSA PENDIDIKAN DI NEGARA INDIA, BELANDA DAN JEPANG”

Mata Kuliah : Perbandingan Pendidikan Islam

MAKALAH
“SKETSA PENDIDIKAN DI NEGARA INDIA, BELANDA DAN JEPANG”



OLEH  KELOMPOK 4 : 

Nama    : 

·        Hardawani 
·        Khaeria La Turi 
·        Rusman  
·        Yarni Suha



Dosen Pembina
Drs. Asruddin, M.Pd.I



FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
(UNISMU BUTON)
2013





KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, atas berkah dan limpahan rahmat-Nya jua, sehingga Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Perbandingan Pendidikan yang berjudul “Perbandingan Pendidikan di India, Belanda dan Jepang ”, tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Dalam makalah ini disusun secara sederhana, dengan materi yang diambil dari berbagai referensi yang relevan dengan judul materi, dan makalah ini membahas tentang perbandingan pendidikan tiga negara yaitu India, Belanda dan Jepang.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, olehnya itu kami mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan mahasiswa untuk perbaikan makalah ini, taklupa pula kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang turut andil dalam penyusunan makalah ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin….


Pasarwajo, Mei 2013

Penyusun
 




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

India memiliki luas tanah 3.287.263 km dengan jumlah penduduk lebih dari 844 juta jiwa (1991). Negara ini tercatat sebagai negara terluas ke-7 dan terpadat ke-2 didunia,setelah Cina. Mayoritas penduduknya beragama hindu (83% ). Adapun yang beragama islam berjumlah 12%, serta sisanya beragama Kristen, Sikhs, dan Jains. Penduduk muslim banyak yang tinggal di barat laut dan timur laut India, yang sekarang wilayah ini telah menjadi Pakistan. Sebagian dari penduduk India ini berasal dari imigran, misalnya dari Afrika, yang kebanyakan tinggal di Gujarat, daerah yang banyak muslimnya.
Belanda tergolong salah satu negara yang paling padat penduduknya. Sekitar 16 juta penduduknya (1999) menempati area dengan luas sekitar 37.000 km. Sekitar 60% tinggal dibagian barat negri ini, yakni Holland. Kata Netherlands sendiri secara literer berarti ‘’negara /dataran rendah’’(the low countries). Bahasa resminya adalah bahasa Belanda.Namun, akibat lokasi geografisnya, kebanyakan warga Belanda juga berkomunikasi dalam bahasa Jerman dan Inggris. Mengingat bahwa Belanda termasuk salah satu anggota dari masyarakat Uni Eropa, negara ini dikelilingi oleh berbagai negara Eropa, seperti Prancis, Jerman, Belgia, Luxemburg, dan Inggris.

Setelah Perang Dunia II, Jepang mengalami kemerosotan di segala bidang. Sektor pendidikan di biayai oleh pajak, bantuan luar negeri, serta pengalihan sebagian besar anggaran pertahanan dan keamanan yang tidak lagi merupakan prioritas karena perang sudah usai.Menyadari keterpurukan rakyatnya, pemerintah berupaya membiayai hamper semua kebutuhan pendidikan siswa.Misalnya, membebaskan uang sekolah, menyediakan buku pelajaran secara cuma-Cuma, dan memberi makan siswa agar tetap bergizi.

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan pun dan di manapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing serta memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.
Bagi para penganut teori “human capital”, sebagaimana dideskripsikan oleh Walter W. McMahon dan Terry G. Geske dalam bukunya yang berjudul “Financing Education: Overcoming Inefficiency and Inequity” terbitan University of Illionis, bahwa nilai penting pendidikan adalah suatu investasi sumber daya manusia yang dengan sendirinya akan memberi manfaat moneter ataupun non-moneter. Berpedoman pada apa yang telah dicanangkan oleh UNESCO, proses pendidikan pada pendidikan dasar setidaknya harus bertumpu pada 4 (empat) pilar, yaitu learning to know (belajar untuk mengetahui), learning to do (belajar untuk melakukan sesuatu), learning tobe (belajaruntukmenjadiseseorang), dan learning to live together (belajar untuk menjalani kehidupan bersama).
                                                                     
B.     Batasan Masalah

Dari latar belakang di atas penulis membatasi beberapa masalah antara lain:
1.      sketsa pendidikan di negara India.
2.      sketsa pendidikan di negara Belanda.
3.      sketsa pendidikan di negara Jepang.

C.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah makalah makalah ini yakni :
1.      Bagaimanakah sketsa pendidikan di negara India?
2.      Bagaimanakah sketsa pendidikan di negara Belanda?
3.      Bagaimanakah sketsa pendidikan di negara Jepang ?

D.    Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan pembahasan makalah ini yakni :
1.      Agar mahasiswa mengetahui tentang sketsa pendidikan di negara India
2.      Agar mahasiswa mengetahui tentang sketsa pendidikan di negara Belanda
3.      Agar mahasiswa mengetahui tentang sketsa pendidikan di negara Jepang.

E.     Manfaat Penulis
Sesuatu usaha yang telah dilakukan harus dapat memberikan manfaat baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Demikian halnya pada penulisan makalah ini sangat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.








BAB II
PERBANDINGAN PENDIDIKAN DI INDIA,
BELANDA DAN JEPANG


A.    SKETSA NEGARA INDIA
India memiliki luas tanah 3.287.263 km dengan jumlah penduduk lebih dari 844 juta jiwa (1991). Negara ini tercatat sebagai negara terluas ke-7 dan terpadat ke-2 didunia,setelah Cina. Mayoritas penduduknya beragama hindu (83% ). Adapun yang beragama islam berjumlah 12%, serta sisanya beragama Kristen, Sikhs, dan Jains. Penduduk muslim banyak yang tinggal di barat laut dan timur laut India, yang sekarang wilayah ini telah menjadi Pakistan. Sebagian dari penduduk India ini berasal dari imigran, misalnya dari Afrika, yang kebanyakan tinggal di Gujarat, daerah yang banyak muslimnya.
Ekonomi India mengandalkan sektor pertanian peternakan, mencapai 34% dari pendapatan negara.Sektor pertanian sendiri mampu menyerap 69% tenaga kerja yang ada.Umumnya ekonomi India dipengaruhi oleh perubahan LandReform, revolusi hijau, industrialisasi, dan migrasi.Industri perfilman India tergolong besar dan sanggup merekrut banyak tenaga kerja. Bollywood merupakan contoh konkretnya. Disana tiap kali cerita dibuat selalu diiringi dengan nyanyian dan tarian dalam bentuk massal, dan ternyata hal tersebut dapat menjaring penggemar terutama dikalangan Asia. Ibarat menyelam sambil meneguk air, dengan model alurcerita dalam film yang diiringi dengan nyanyian dan tarian tersebut, India selain mendatangkan profil  juga melestarikan seni dan budaya lokal. Kain sari yang acap kali dikenakan oleh artis film Bollywood telah lama popular di Indonesia. Kainnya halus dengan berbagai warna cemerlang, digemari oleh banyak orang.
Selain itu, film India mengandung misi pembauran budaya dan agama. Dari 183 biografi bintang film India, 50 diantaranya atau 27%-nya adalah muslim.
Pendapat per kapita India adalah 200 US$ per tahun.Dari sensus 1987/1988 diketahui bahwa 30% penduduknya berada di bawah garis kemiskinan.Kesenjangan sosial cukup menyolok dalam hal ekonomi dan distribusi kesehatan.
Kondisi Pendidikan
Perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pertanian, nutrisi, obat-obatan, dan industri, oleh para pendidik India diakui harus memiliki hubungan dengan pendidikan dan modernisasi. Ilmu-ilmu sosial dan perilaku belum digunakan secara efektif  dalam menyelesaikan persoalan dan hambatan yang dihadapi oleh masyarakat yang sedang berubah.
Setelah tahun 1947, Jawaharlal Nehru menyatakan bahwa seluruh dasar pendidikan mesti diubah secara revolusioner.
Berdasarkan laporan diperkirakan  bahwa pada tahun 1960, sekitar 35% dari mereka yang masuk kelas 1, 56% kelas 2, dan 66% kelas 5, serta 31% kelas 6, hingga 8, tidak menyelesaikan sekolah. Selanjutnya, 55% murid kelas 10 dan 40% murid kelas 11 gagal dalam ujian sekolah menengahnya. Laporan tersebut juga memperkirakan bahwa sekitar 15,4% dari 40,3% anak berusia antara 6 dan 7 tahun yang masuk kelas 1 pada tahun 1955 seharusnya sudah berada dikelas 8. Kondisi ini terus berkembang seiring dengan berkembangnya kebijakan pemerintah dalam menangani pendidikan.India tergolong cepat dalam mengambil inisiatif pembangunan di bidang pendidikan ini. Dalam satu juta penduduk di India (1997), terdapat 1.250 doktor, Mesir 400 doktor, dan di Indonesia baru 65 doktor.
Problem politik dan pendidikan yang paling kompleks bagi India adalah problem bahasa sebab India menggunakan 16 bahasa ibu dengan ratusan dialek.Para pendukung atau ‘’penghubung’’bahasa nasional, baik itu Hindi maupun Inggris, beragumen bahwa masalahnya terletak pada konteks politik regional atau kepentingan nasional. Sebaliknya, para pendidik yang berpikiran bahwa bahasa berhubungan dengan proses belajar dan komunikasi dengan masyarakat, kebanyakan tidak melakukan kontak komunikasi dengan atau bahasa Inggris. Komisi pendidikan merekomendasikan penggunaan bahasa daerah untuk seluruh tahap pendidikan, penggunaan bahasa sebagai sebagai bahasa penghubung bagi ssemua lapisan masyarakat, dan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa penghubung kedua bagi pendidikan yang lebih tinggi.
Kebijakan Pendidikan
Kebijakan pendidikan dan pembangunan di India telah di-review dibawah kawasan tujuan pembangunan nasional dan dari waktu ke waktu selalu mendapat prioritas tersendiri.Dalam revolusi Kebijakan Pendidikan Nasional 1968 dinyatakan bahwa penekanannya pada perbaikan kualitas dan pengembangan fasilitas pendidikan yang lebih sesuai dengan rencana.Kebutuhan pendidikan bagi kaum wanita juga ditekankan.
Kebijakan Pendidikan Nasional (the Nasional Policy on Education, NPE-1986 )telah dirumuskan dan kemudian diperbaharui pada tahun 1992. Kebijakan ini menyatakan kerangka menyeluruh bagi pembangunan pendidikan hingga akhir abad ke-20 dan Rencana Aksi (a Plan of Action) 1992, yang menandai wewenang khusus untuk mengorganisasi, melaksanakan, dan membiayai proposalnya.
Komitmen India untuk menyebarluaskan pengetahuan dan kebebasan berpikir dikalangan penduduk direflesikan dalam kebijakan atau undang-undangnya, the Directive Prin-Ciple. Pada pasal 45 dinyatakan bahwa negara berupaya untuk menyediakan pendidikan wajib secara gratis selama sepuluh tahun, dan bagi anak-anak hingga mereka mencapai usia 14 tahun. Adapun pasal 29 ayat 1 menyatakan bahwa warga negara yang memiliki ragam bahasa dan tulisan mendapatkan perlakuan khusus secara ekonomi dan pendidikan berdasarkan perlakuan istimewa, khususnya bagi kasta dan suku tertentu, dan   mereka berada dibawah wewenang negara sebagaimana disebut dalam pasal 46.
Sejak 1976, pemerintah pusat telah menetapkan bertanggung jawab atas pembiayaan dan pengaturan standar pendidikan dasar sampai menengah, dan mengadakan koordinasi dengan program pendidikan tinggi. Pemerintah juga memberikan kesempatan yang sama dalam pendidikan umum, serta perlindungan keagamaan bagi minoritas. Sistem pendidikannya dipengaruhi oleh Mahatma Gandhi yang memiliki gagasan untuk membentuk ‘’kepribadian yang utuh, kreatif, dan produktif’’.Departemen yang menangani pendidikan adalah Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan (1996).
Pada tahun 1986, pemerintah memutuskan bahwa kebijakan pendidikan diambil berdasarkan ketentuan parlemen federal, sedangkan pemerintah hanya bertindak sebagai pelaksana.Ide ini muncul berdasarkan usul ari Departemen pengembangan SDM. Pada tahun 1986, atas dasar telah meningkatnya kesenjangan sosial akibat konflik Islam-Hindu, yakni kasus Masjid Babri di Kashmir, saat itu umat Hindu mengklaim bahwa kaum muslim telah mendirikan masjid ditanah kelahiran Dewa Rama yang dianggap suci, bahkan umat islam dianggap telah menghancurkan sebuah kuil Hindu di atas tanah tersebut, yang menyulut kkonflik berkepanjangan.
Akar gerakan reformasi Islam di India bisa dilacak pada abad ke-18 dan saat merosotnya Dinasti Mughal, serta pada saat munculnya kolonialisme Inggris.Yang layak di pandang sebagai sentral ide pembaharuan ini adalah Shah Wali Allah al-Dihlawi (1703-1763) dan putranya, Shah Abul Aziz (1746-1824). Pengaruhnya dirasakan melalui berbagai gerakan , mulai dari gerakan Thariqa-i-Muammadiyah oleh Sayid Ahmed Barelwi sampai pada ulama yang mendirikan lembaga pendidikan Darul Ulum di Deoband. Sejak itu gerakan reformasi Islam ini berkembang terus menurut kondisi zamannya.
Abad 20 gerakan reformasi Islam di India terbentuk dalam tiga gerakan utama, yaitu :
1.      Jam’iyatul Ulama-i Hind yang berdiri pada tahun 1921 sebagai perhimpunan ulama. Tokohnya antara lain Maulana Husain Ahmad Madani (1897-1959) dan kawan-kawannya dari pesantren di Deoband. Mereka berpaling dari sejarah panjnag apolitisme mereka dan masuk kongres untuk tujuan yang sama : mengusir Inggris dari India.
2.      Jama’ah Tablighi, merupakan salah satu gerakan pada tahun 1920-an yang berfokus pada tabilgh, suatu neologisme yang membawa peasan Islam dengan tujuan memberi bimbingan atau mengajak orang masuk Islam.
3.      Jama’at-I Islami yang didirikan oleh Maulana Abu al-A’la al-Maududi, memperlebar lingkup kepemimpinan religious dengan cara lain. Maududi mengajarkan gaya Islam yang skriptualis-non sufi, yang secara eksplisit menawarkan Islam sebagai sebuah ‘’sistem’’, ‘’jalan hidp yang sempurna’’, yang kontras dengan Barat yang dekaden-materialis yang dilambangkan, terutama sekali, oleh kehidupan wanita yang tak teratur. Jama’at Islami berdiri pada tahun 1941 sebagai sebuah kelompok inti yang sangat selektif, yang dapat mengubah masyarakat.
Berkaitan dengan konflik etnis dan akibat perbedaan agama ini, pemerintah memberlakukan kebijakan yang diharapakn dapat meredakan ketegangan kedua potensi konflik tersebut, antara lain dengan jalan :
1.      Membuka program penyetaraan pendidikan bagi sekolah dasar dan melakukan pemberantasan buta huruf. Sensus 1991 mengindikasikan bahwa tingkat  illiterate telah mencapai 52,1% yang meliputi anak berusia 7 tahun ke atas dan 23% di antaranya adalah wanita.
2.      Mengenalkan nilai warisan budaya India, persamaan derajat manusia, demokrasi, sekularisme, kesetaraan gender, pengenalan program keluarga kecil bahagia, dan menanamkan pola pikir ilmiah.
3.      Menyiapkan program pendidikan bagi siswa yang memiliki bakat khusus.
4.      Pembaharuan kebijaksanaan pendidikan yang rutin dilakukan setiap jangka waktu 5 tahun sekali.
Pada tahun 1990, India membentuk Komite Modifikasi Kecil yang bekerja selama dua tahun untuk merevisi program jangka panjang dalam bidang pendidikan, yaitu :
1.      Menetapkan kebijakan desentralisasi perencanaan pendidikan
2.      Melakukan reformasi organisasi
3.      Mengembangkan pendidikan non formal dan system pendidikan terbuka
4.      Mengarahkan hasil pendidikan bagi kebutuhan industri dan sector pengembangan pembangunan.
5.      Melakukan mobilisasi komunitas SDM dan alam serta perbaikan sistem sosial.
Mengenai tujuan pendidikannya, dinyatakan bahwa tujuan pendidikan umum dibuat atas pertimbangan politik, sosial, dan budaya bangsa. Program pendidikan nasional India diarahkan sebagai berikut :
1.      In the development of a vital democracy
2.      In the promotion of national integration
3.      In promoting faith in and respect for secularism
4.      In the advancement of science and technology
5.      In economic growth
6.      In the free and full development of the individual personality
7.      In the modernization of the social order
8.      In bringing about a cultural renaissance
9.      In continuing pursuit for excellence
10.  In developing better international understanding
Translate
1. Di (dalam) pengembangan suatu demokrasi hal penting
 2. Di (dalam) promosi pembauran nasional
 3. Di (dalam) mempromosikan iman di (dalam) dan menghormati untuk sekularisme
 4. Di (dalam) kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
 5. Di (dalam) pertumbuhan ekonomi
 6. Di (dalam) pengembangan [yang] penuh dan yang cuma-cuma kepribadian yang individu
 7. Di [dalam] moderenisasi [order/ pesanan] sosial
 8. Di (dalam) menyempurnakan suatu kebangkitan kembali budaya
 9. Di (dalam) melanjutkan pengejaran untuk keunggulan
 10. Di (dalam) mengembang;kan pemahaman internasional lebih baik
Sistem Pendidikan
Komosi pendidikan India telah menetapkan kebijakan system pendidikan 10-2-3 tahun usia sekolah. Tingkat awal, 10 tahun sebagai pendidikan dasar terbagi dalam tiga jenjang, yaitu primary (5 tahun ), upper primary (3 tahun), dan secondary (2 tahun). Jenjang berikutnya ditempuh selama 2 tahun, sebagai persiapan memasuki pendidikan tinggi.Untuk pendidikan kejuruan, jurusan teknik dan bisnis sudah di mulai sejak secondary school.
Struktur pendidikan sekolah yang seragam tersebut,yakni system 10-2-3 tahun, telah diadopsi oleh seluruh negara bagian dan teritori India (Union Territory, UT). Meskipun begitu, di lingkungan pemerintah dan teritori India, masih dijumpai sejumlah kelas yang menyelenggarakan pendidikan dasar (primary), menengah (upper primary), dan atas (high and higher secondary school) yang membolehkan kelas I mengikuti ujian umum, pengajaran bahasa Inggris dan Hindi, beberapa hari kerja dalam setahun, sesi akademik, masa liburan, stuktur biaya, pendidikan wajib, dan sebagainya. Bila dijabarkan dalam tingkat usia sekolah akan tampak sebagai berikut :
1.      Tingkat Dasar (Primary Stage) yang meliputi kelas I samapi V, yakni 5 tahun masa belajar. Ini dilaksankan di 20 negara bagian dan teritori India, yaitu Andra Pradesh, Arunachal Pradesh, Bihar, Haryana, Himachal Pradesh,  Jammu dan Kashmir, Madya Pradesh, Manipur, Orissa, Punjab, Rajasthan, Sikkim, Tamil Nadu, Tripura, Uttar Pradesh, West Bengal, Andaman dan Nicobar Island, Chandingarh, Delhi dan Karaikal dan wilayah Pondicherry, Yanam. Sementara Tingkat Dasar yang hanya terdiri atas kelas I sampai IV diselenggarakan di Assam, Goa, Gujarat, Karnataka, Kerala, Maharastra, Meghalaya, Mizoram, Nagaland, Dadra dan Nagar Haveli, Daman dan Diu, Lakshadweep, dan Mahe, wilayah Pondisherry.
2.      Pendidikan Tingkat Menengah (Middle Stage) meliputi kelas VI sampai VIII diselenggarakan di 18 negara bagian dan teritori India, yaitu Arunachal Pradesh, Bihar, Haryana, Himachal Pradesh, Jammu dan Kashmir, Madya Pradesh, Manipur, Orissa, Punjab, Rajasthan, Sikkim, Tamil Nadu, Ttipura, Uttar Pradesh, West Bengal, Andaman dan Nicobar Island, Chandingarh, Delhi, dan Karaikal dan Wilayah Pondicherry. Sedangkan kelas V sampai VII diselenggarakan di Assam, Goa, Gujarat, Karnataka, Kerala, Maharastra, Meghalaya, Mizoram, Nagaland, Dadra dan Nagar Haveli, Daman dan Diu, Lakshadweep dan Mahe, Wilayah Pondicherry. Sementara itu kelas VI-VII diselenggarakan di Andra Pradesh, Orissa, dan Yaman. Adapun wilayah Pondicherry dan di Nagaland diselenggarakan kelas V-VIII.
3.      Pendidikan Menengah Atas (Secondary Stage) meliputi kelas IX-X. Kelas ini diselenggarakan di 19 negara bagian dan teritori India, yakni, Arunachal Pradesh, Bihar, Haryana, Himachal Pradesh, Jammu dan Kashmir, Madya Ptadesh, Manipur, Orissa, Punjab, Rajasthan, Sikkim, Tamil Nadu, Tripura, Uttar Pradesh, West Bengal, Andaman dan Nicobar Island, Chandingarh, Delhi, Karaikal, dan Wilayah Pondicherry. Sekolah Menengah Atas meliputi kelas VII-X di selenggarakan di 13 negara dan teritori, yaitu Andra Pradesh, Assam, Goa, Gujarat, Karnataka, Kerala, Maharashtra, Meghalaya, Mizoram, Orissa, Dandra dan Nagar Haveli, Daman dan Diu, Lakshadweep, Mahe dan Yaman Wilayah Pondicherry. Namun, sekolah menengah atas yang terdiri atas kelas XI-XII (pola 10-2 tahun) bisa dijumpai di seluruh negara bagian dan teritori India meskipun kelas-kelas ini berkaitan dengan universitas atau college.
Pendidikan kejuruan, baik jurusan teknik maupun bisnis menerapkan pola pendidikan Gandhi, yaitu pembentukan ‘’manusia berkepribadian yang utuh, kreatif dan produktif.
Berkenaan dengan pendidikan Islam, strukturnya strukturnya dilakukan berjenjang : pada tingkat rendah (tahtania) dilaksanakan selama 3 tahun, tingkat menengah (watsania) selama 4 tahun, dan tingkat atas (fauqania) selama 2 tahun. Kemudian jenjang maulvi selama 2 tahun, ‘alim selama 2 tahun, dan fadlil selama 2 tahun. Salah satu madrasah yang dikenal dengan jamiatul banaat yang terletak di Hyderabad, bagian selatan India memberikan pendidikan khusus untuk kaum putri dengan materi pelajaran bahasa Arab, sastra Arab, Alquran, Tafsir, hadis dan fikih, disamping memberikan pelajaran pengetahuan kerumahtanggaan seperti perawatan anak, menjahit, dan memasak.
Pendidikan di India dibentuk oleh adanya tensi antara kelembaman tradisi yakni kewenangan guru, pengaruh Inggris dan Gandhi dan tuntutan pembangunan. Tujuan pendidikan India tergantung pada pembentukan system pendidikan India modern, suatu tujuan yang susah dicapai dalam masyarakat denganpopulasi amat besar sementara banyak yang masih buta huruf.
Sejak India merdeka pada tahun 1947, prioritas pertama India pada pendidikan (sebagaimana dinyatakan dalam pasal 45 dari undang-undangnya) adalah menyediakan pendidikan gratis dan wajib sekolah bagi semua anak sekurang-kurangnya sampai usia 14 tahun.
Stuktur dan kurikulum pendidikan di India secara esensial dipengaruhi oleh system pendidikan Inggris karena latar belakang penjajahannya. Namun setelah merdeka , upaya pendidikan ditekankan pada ekspansi yang cepat ketimbang reformasi menyeluruh. Maka, konstitusi yang berlaku pada tahun 1950 selanjutnya menegaskan prinsip bahwa pendidikan merupakan ‘’penyampaian materi’’ dan oleh karenanya berada dibawah kebijakan pemerintah, sedangkan tugas mentri pendidikannya adalah membantu pemerintah melalui penyediaan bimbingan dan dana. Pasal dalam konstitusi India menyatakan perlindungan hak bagi lembaga swasta untuk menyelenggarakan pendidikan dan menerima bantuan dari pemerintah, serta menyediakan standar tertentu yang harus dipenuhi oleh lembaga.
Kementrian juga telah membentuk sejumlah institusi untuk membantu pemerintah Pemerintah dalam bidang penelitian dan publikasi. Badan ini meliputi Lembaga Pendidikan Pusat, Biro Pusat Pendidikan dan Bimbingan Vokasional, Biro Pusat Penelitian Buku Teks, Lembaga Nasional Pendidikan Dasar, Pusat Pendidikan Dasar Nasional, Direktorat Pengembangan Program Pendidikan Menengah, dan Lembaga Nasional Pendidikan Audiovisual. Dua lembaga yang penting, yakni Dewan Nasional Pelatihan dan Penelitian Pendidikan dan Lembaga Pendidikan Nasional didirikan pada tahun 1961 untuk meningkatkan kegiatan penelitian, studi, pelatihan pada tingkat tinggi (advanced level), dan pengembangan pelayanan pendidikan yang efektif.
Program pendidikan guru umumnya dilakukan selama satu atau dua tahun pelatihan bagi rencana matrikulasi sekolah menengah atas, yang dipersiapkan untuk mengajar sekolah tingkat rrendah, dan pelatihan selama satu tahun bagi rencana sarjana lulusan sekolah tinggi untuk mengajar di tingkat sekolah menengah.
Tingkat universitas jenjang pertama (yakni tingkat bacaloriat) memerlukan pelatihan selama tiga tahun di atas tingkat 11, atau dua tahun studi bagi sekolah tinggi intermediate. Total pendidikan yang ditempuh adalah  14 atau 15 tahun (di Assam 16 tahun).
Pendaftaran murid meningkat tajam sejak India merdeka, lebih dari 70 juta murid mendaftar setiap tahunnya ke tingkat 1 sampai 12, dan lebih dari 2 juta mahasiswa mendaftar ke universitas. Pada akhir tahun 1960-an, lebih dari 75% anak dengan kelompok usia yang sesuai mendaftar sekolah tingkat 1 hingga 5, lebih dari 32% siswa mendaftar sekolah tingkat 6 hingga 8, dan lebih dari 17% di antaranya mendaftar ke sekolah tingkat 9 hingga 11.

Kurikulum dan standar sekolah dasar (primary school) mencakup pelajaran membaca, menulis dan mengeja bahasa daerah, sejarah dan kebudayaan India, geografi, sastra, sains, dan kesehatan. Disekolah menengah (secondary school), kurikulum tersebut diteruskan dengan penekanan pada sejarah India, sedangkan pelajaran sastra masih lebih ditekankan pada sastra klasik Inggris daripada saatra India.Para siswa sekolah menengah (secondary school) juga menerima pelajaran sains dan matematika, bahkan beberapa sekolah mengganti kajian ilmu-ilmu sosial dengan sejarah dan geografi, serta sedikit sekolah menengah atas banyak tujuan yang menawarkan jenis pelatihan manual dan ilmu kerumahtanggaan (home sciences).Bahasa Hindi diajarkan (meskipun tidak selalu diberikan, kecuali di India bagian selatan) diseluruh sekolah menengah atas. Bahasa Inggris justru diberikan, bahkan kadang kala diperlukan bagi sekolah menengah tingkat atas (upper secondary school).
Bidang spesialisasi di jenjang pendidikan tingkat tinggi terkait dengan disiplin ilmu tradisional seperti sejarah, sastra Inggris, dan ilmu politik. Ketika seorang mahasiswa telah memilih jurusan tertentu, ia tidak dapat mengubah spesialisasinya. Beberapa universitas telah mulai memberikan program studi umum atas dasar eksperimen.Mahasiswa yang cerdas cenderung masuk ke jurusan fisika, kimia, teknik, atau kedokteran.

Metode pendidikan masih menekankan pada peranan hafalan, tetapi ada beberapa jurusan di universitas yang mendorong dilakukannya metode penelitian (inquiry). Komisi beasiswa Universitas telah mendirikan berbagai pusat studi lanjutan diberbagai universitas.Dari subsidi pusat-pusat inilah kemajuan riset dan pelatihan dikembangkan.
Lembaga Pendidikan Swasta
Lembaga pendidikan swasta memainkan peran yang penting dalam pendidikan di India. Sejumlah besar sekolah dasar favorit adalah swasta. Kebanyakan sekolah menengah dan sekolah tinggi yang unggul adalah swasta.
B.     SKETSA NEGARA BELANDA

Belanda tergolong salah satu negara yang paling padat penduduknya. Sekitar 16 juta penduduknya (1999) menempati area dengan luas sekitar 37.000 km. Sekitar 60% tinggal dibagian barat negri ini, yakni Holland. Kata Netherlands sendiri secara literer berarti ‘’negara /dataran rendah’’(the low countries). Bahasa resminya adalah bahasa Belanda.Namun, akibat lokasi geografisnya, kebanyakan warga Belanda juga berkomunikasi dalam bahasa Jerman dan Inggris. Mengingat bahwa Belanda termasuk salah satu anggota dari masyarakat Uni Eropa, negara ini dikelilingi oleh berbagai negara Eropa, seperti Prancis, Jerman, Belgia, Luxemburg, dan Inggris.
Beberapa kota utama di Belanda adalah Amsterdam, Hague, dan Rotterdam. Ibu kota Belanda adalah Amsterdam, sementara Hague merupakan pusat pemerintahan, dan Rotterdam dipandang sebagai jantung ekonomi negeri. Selama dua decade terakhir, Rotterdam telah menjadi kota perguruan tinggi yang kian popular.
Masyarakat Belanda berbentuk masyarakat majemuk, terdiri atas aneka ragam budaya dan etnis. Menyajikan beragam agama dan keyakinan sedemikian rupa hingga apa pun yang anda yakini, anda dapat menemukan kelompok untuk berbagi rasa dengan mereka.
Dalam kaitannya dengan Indonesia saat ini, Belanda menjalin berbagai bentuk kerja sama. Dibidang komersial, perkumpulan Indonesia Belanda (Indonesian Netherlands Association atau INA) didirikan dengan perwakilan di Jakarta atau pun Belanda.Selama lebih dari 20 tahun INA telah mendukung banyak aktifitas bisnis INA website sehingga anggota INA dapat mengetahui secara up to date perkembangan hukum, pasar serta peluang dan perolehan bisnis di kedua negara. Informasi tentang semua perusahaan di Belanda dan sejumlah besar perusahaan di Indonesia dapat diperoleh di kantor INA di Jakarta.
Kantor INA juga menyimpan informasi yang berguna bagi institusi swasta ataupun umum yang amat penting, perkumpulan industry atau pun lembaga-lembaga pendidikan, selain masalah dagang dan peristiwa penting lain yang terjadi di Indonesia dan Netherlands. Secara aktif INA sering menyelenggarakan seminar, konferensi dan misi niaga antara dua negara. Di bindang pendidikan, INA menawarkan program beasiswa dan pelatihan sehingga perusahaan Belanda dapat mengundang para manajer dan profesional untuk datang ke Belanda dalam rangka mengikuti program pelatihan di institusi pendidikan tinggi dan program on-the-job training, dengan keseluruhan biaya ditnggung oleh pihak Belanda.
Bentuk kerja sama lainnya adalah dalam hal kajian keislaman. Dua perguruan tinggi negeri di Indonesia, yakni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) di bawah Departemen Agama Repoblik Indonesia dengan pihak the state University of Leiden di bawah Departemen of Languages and Cultures of South East Asia and Oceania pemerintah Belanda, mendirikan kerja sama Kajian Keislaman Indonesia-Netherlands (Indonesian Netherlands Cooperation in Islamic Studies atau INIS) yang Memorandum of Understanding (MOU)-nya dilakukan secara periodik.
Aktifitas INIS meliputi kegiatan sebagai berikut :
1.      Menawarkan pendidikan pascasarjana dalam Islamic studies kepada para staf anggota Departemen Agama dan berbagai universitas Islam negeri, baik di Indonesia maupun Belanda.
2.      Menawarkan fasilitas riset bagi para sarjana muslim Indonesia di Leiden, Belanda.
3.      Memperbaiki koleksi perpustakaan di berbagai universitas Islam negeri dengan penyediaan perpustakaan bagi 14 IAIN secara tahunan, dengan jumlah buku dan terbitan perperiodik lainnya di bidang kajian keislaman.
4.      Mendistribusikan publikasi yang relevan di bidang kajian keislaman melalui bahan yang di terbitkan oleh INIS.
5.      Menerbitkan INIS NEWSLETTER untuk memperbaiki keahlian komunikasi di kalangan sarjana muslim Indonesia dan antara sarjana muslim Indonesia dengan sarjana muslim Barat.
Belakangan ini berkembang pula kajian dunia Islam modern oleh Universitas Leiden yang menghimpun masalah Islam di berbagai negara, yakni disponsori oleh international institute for the Study of Islam in the Modern World atau ISIM.Bedanya dengan INIS, bila INIS hadir khusus untuk kajian islam Indonesia, maka ISIM mengkaji berbagai negara. Salah satu negara Eropa yang besar perhatiannya terhadap kajian keislaman adalah Belanda.
Sistem Pendidikan
Sekolah-sekolah Belanda semua jenjangnya merupakan sekolah umum (public school) atau suka rela (voluntary school). Sekolah umum di selenggarakan oleh negara, atau sebagaimana yang terjadi pada umumnya, diselenggarakan oleh pemerintah kota madya. Sekolah suka rela diselenggarakan oleh yayasan atau pihak gereja.Karena menerapkan system yang diatur oleh negara, tidak ada satu sekolah pun yang diselenggarakan oleh personil swasta.
Sekolah umum negeri tidak mendasarkan pembelajarannya pada filosofi agama tertentu.Akan tetapi, gereja dan yayasan yang memiliki tujuan memberikan pelajaran agama memperoleh kesempatan untuk mencapai tujuannya menurut sekolah tersebut.Sebaliknya, sekolah suka rela tidak dibagi berdasarkan hukum, tetapi atas kecenderungan kemampuannya, yakni kedalam kategori Sekolah Roman Katolik, Protestan, dan Sekolah Netral. Sekolah Sukarela Netral amat menyerupai sekolah umum.
Biaya pembangunan dan operasional sekolah umum dan sukarela di pandang oleh pemerintah menurut prinsip persamaan keuangan. Pengakuan negara atas sekolah sukarela didasarkan pada norma objektif. Pada pendidikan prasekolah dan ssekolah dasar, pendaftaran bagi sekolah jenjang tertentu merupakan faktor penentu bagi status pengakuan, sekolah menengah sukarela diakui oleh pihak yang berwenang atas dasar tujuan rencana pembangunan regional.
Sistem sekolah Belanda di bagi atas jenjang prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, pendidikan tinggi, dan jenjang khusus.Wajib belajar mulai diberikan setelah anak berusia tujuh tahun. Namun, dalam praktiknya, hampir semua anak mendaftar sekolah ssetelah usia enam tahun. Sesudah anak menyelesaikan delapan tahun sekolah atau lulus sekolah pada usia 15 tahun, ia lepas dari usia wajib belajar.
Uraian tentang system pendidikan Belanda :
·         Pendidikan Prasekolah
Pendidikan prasekolah diatur oleh undang-undang 1955. Pendidikan prasekolah dimulai saat anak berusia 4 tahun dan berakhir ketika ia melanjutkan ke seklah dasar dalam umur 6 atau 7 tahun. Tujuan pendidikan prasekolah adalah menyiapkan anak untuk melanjutkan ke sekolah dasar. Materi pelajaran yang diberikan  di jenjang ini adalah bermain dan latihan fisik, membedakan warna, bilangan, membentuk tanah liat, menggambar, dan musik. Para murid juga diajari beberapa ayat  dan mendengarkan cerita. Tiap sekolah memiliki rencana bermain atau bekerja sendiri-sendiri yang harus diajukan kepada pihak inspektorat untuk mendapat persetujuan.
·         Pendidikan Dasar
Pendidikan primer berakhir selama 6 tahun di Sekolah Primer (Primary School), dan hal itu diatur oleh Undang-Undang Pendidikan Primer 1920. Menurut aturan ini, kepada para murid Sekolah Primer Umum diajarkan materi ‘’yang sesuai dan bermanfaat ‘’ bagi intelektual, keterampilan fisik, da nilai moral yang hendak di kembangkan. Pada awal 1970-an, ssetelah dilakukan revisi atas UU Pendidikan Primer 1920, jenjang sekolah ini dikenal sebagai pendidikan dasar (Basic Education). Kurikulum sekolah dasar memberikan spesifikasi atas materi yang hendak diajarkan, alokasi waktu pada tiap materi pelajaran, serta bahan (termasuk buku teks) yang digunakan.Kurikulumnya dibuat oleh kepala sekolah dengan konsultasi bersama staf pengajar, lalu diajukan ke inspektorat untuk mendapat persetujuan. Aturan menyebutkan bahwa para murid harus dilatih membaca, menulis, aritmatika, bahasa Belanda, sejarah, geografi, aturan lalu lintas, kajian alam (Ilmu Pengetahuan Alam), menyanyi, menggambar, pendidikan fisik, dan menjahit (bagi perempuan). Materi pilihan meliputi bahasa  Prancis, Jerman, Inggris, matematika, dan kerajinan tangan (bagi lelaki).
·         Pendidikan Menengah
Sekolah menengah diatur dalam Undang-Undang Pendidikan Menengah1963.Sejak tahun 1986, system sekolah menengah telah dibagi kedalam tiga bagian.
Ø  Bagian pertama dikenal sebagai voorbereident wetenschappelijk onderwijs (pendidikan enam tahun untuk menyiapkan murid memasuki pendidikan tinggi), yang mencakup pembelajaran yang diberikan di gymnasiums, atheneums (yang berhubungan dengan hogere burgerschool),dan lyceums (yang tersusun dari gymnasium dan athenaeum).
Di sekolah yang menyiapkan para murid untuk memasuki program pendidikan tinggi, sekolah satu tahun dikenal sebagai kelas jembatan (the bridge class) yang dirancang untuk meningkatkan kemungkinan murid melakukan transfer satu bentuk sekolah kebentuk sekolah lain dengan jalan memperoleh kurikulum yang sama pada tiap sekolah. Kelas jembatan, yang merupakan produk peraturan yang diberlakukan  pada tahun 1968, sekarang masih berpengaruh dan diberlakukan sebagai kebijakan untuk memperkenalkannya sebagai kajian sosial, sebagaimana materi lain dalam semua bentuknya dalam pendidikan menenga, memberikan perhatian lebih bagi materi yang   mengekspresikan diri pribadi, memerlukan hanya lima materi wajib dan dua materi pilihan saat ujian akhir, dan menjadikan sekolah athenaeum bersifat lebih teoritis karena menempatkan buku pegangan, aritmetika niaga, serta keterampilan dagang dengan pelajaran hukum dan pengetahuan ekonomi.
Para murid dalam tahun jembatan ini diberi pelajaran bahasa Belanda, Inggris, Prancis, sejarah, geografi dan kajian sosial. Setelah tahun kelas jembatan dilalui, para murid di gymnasium dan athenaeum di bagi kedalam kelas jurusan A dan B. Murid yang ada dijurusan A gymnasium ( gedung olah raga) menerima pendidikan klasik dengan perhatian khusus diberikan pada mata pelajaran Matematika, sedangkan murid pada kelas jurusan A athenaeum menerima pelajaran yang menekankan pada sastra, ekonomi dan budaya, serta tidak menerima bahasa Klasik. Adapun murid kelas jurusan B menerima pelajaran yang penekanannya pada mata pelajaran bahasa klasik
Ø  Bagian kedua meliputi Tiga tingkat pendidikan menengah umum yang tidak mempersiapkan para murid untuk studi lanjut  ke pendidikan tinggi. Tiga tingkat ini dikenal sebagai lager algemeen voorgezet onderwijs (pendidikan menengah umum tingkat rendah selama satu sampai dua tahun), middlebar agemeen vororgezet ondewijs (pendidikan menengah umum tingkat intermedit selama tiga sampai empat tahun), dan hoger algemeen voorgezet  onderwijs (pendidikan menengah umum tingkat tinggi selama lima sampai enam tahun).
Ø  Bagian ketiga meliputi pendidikan profesional atau kejuruan. Pendidikan kejuruan Belanda menunjukan berbagai variasi dalam masa pelajarannya dan meliputi sekolah-sekolah pendidikan teknik, pengetahuan domestic, distibusi niaga dan pendidikan tata niaga yang terkait, pendidikan seni, serta pendidikan kerja masalah sosial.

·         Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi diatur dalam Undang-Undang Universitas 1960. Dibawah peraturan ini, para mahasiswa boleh memasuki program pendidikan tinggi setelah menyelesaikan program pendidikan menengah di gymnasium, athenaeum, atau lyceum. Pendidikan tinggi disediakan oleh universitas dan institusi tertentu yang  dilengkapi dengan pelatihan bagi para mahasiswa agar mampu mengaplikasikan pelajarannya secara mandiri, serta untuk menyiakan para mahasiswa agar dapat menduduki posisi dalam masyarakat yang amat memerlukan peran pendidikan universitas tersebut.

·         Pendidikan Khusus

Pendidikan khusus diatur melalui keputusan kerajaan tentang Pendidikan Khusus 1967, yang menyediakan keterampilan bagi anak-anak secara fisik, mental dan emosional untuk perlindungan anak dirumah.Yang termasuk dalam pendidikan khusus ini adalah pendidikan guru.
Pelatihan para guru untuk mengajar di taman kanak-kanak (pendidikan prasekolah) dibagi dalam dua tahap selama dua tahun. Para pelajar masuk pada tahap pertama setelah menyelesaikan pendidikan menengah umum tingkat intermedit atau setelah menyelesaikan tiga tahun studi di sekolah gymnasium, atheneum, atau yang telah lulus dari tahap pertama pelatiahan dan diterima di tahap kedua.

C.    SKETSA NEGARA JEPANG

Setelah Perang Dunia II, Jepang mengalami kemerosotan di segala bidang. Sektor pendidikan di biayai oleh pajak, bantuan luar negeri, serta pengalihan sebagian besar anggaran pertahanan dan keamanan yang tidak lagi merupakan prioritas karena perang sudah usai.Menyadari keterpurukan rakyatnya, pemerintah berupaya membiayai hamper semua kebutuhan pendidikan siswa.Misalnya, membebaskan uang sekolah, menyediakan buku pelajaran secara cuma-Cuma, dan memberi makan siswa agar tetap bergizi.

·         Penduduk

Meskipun merupakan sebuah negara kecil bila diukur dari luas daratannya, dengan125,6 juta orang penduduk (sensus 1995), Jepang merupakan negara berpenduduk terbanyak ke-8 di dunia, dengan demikian, menjadi salah satu negara yang berpenduduk paling padat di dunia. Lebih dari seperempat penduduk Jepang tinggal di Tokyo dan di prefektur-prefektur yang saling berdekatan. Kawasan-kawasan metropolitan di seputar kota besar seperti Tokyo, Osaka, dan Nagayo, kini merupakan tempat tinggal bagi hamper 45% penduduk Jepang.
Rakyat Jepang berasal dari berbagai tempat.Rakyat dari daratan Asia dahulu kala datang dan tinggal bersama kaum pribumi di pulau-pulau Jepang serta pulau-pulau pasifik yang berdekatan.Kemudian, para pendatang dari Cina dan Korea membawa pengaruh adat-istiadat, festival, cerita rakyat serta makanan khas masing-masing.

·         Pemerintahan

Jepang menjalankan system pemerintahan yang demokratis.Semua warga negara yang sudah dewasa berhak memberikan suara dan mencalonkan diri dalam pemilihan nasional dan pemilihan daerah. Sistem pemerintahan Jepang didasarkan pada Konstitusi (Undang-Undang Dasar) Jepang yang kadang kala disebut Konstitusi Perdamaian juga menentukan peranan kaisar, hak-hak dan kewajiban rakyat, tangggung jawab berbagai instansi pemerintah, serta berbagai aturan mengenai bagaimana pemerintah di jalankan.
Badan legislative nasional Jepang disebutDiet dan mempunyai dua majelis, yakni Dewan Perwakilan Rakyat dan House of Councillors.Kebanyakan undang-undang nasional harus disahkan oleh kedua majelis tersebut.Akan tetapi, untuk sebagian undang-undang, apabila kedua majelis tidak mencapai kata sepakat, maka Dewan Perwakilan Rakyat yang memutuskan.
Perdana mentri adalah seorang anggota Diet.Perdana Mentri mengangkat Kabinet.Kebanyakan anggota Kabinet mengepalai sebuah kementrian atau badan pemerinntahan.Adapun kaisar, berdasarkan Konstitusi Jepang, merupakan lambing negara dan kesatuan rakyat.

·         Keluarga

Orang Jepang secara tradisional mempunyai ikatan keluarga yang erat. Hingga kini masih banyak anak-anak, orang tua, dan kakek-nenek yang tinggal serumah bersama. Perceraian tidak begitu umum dibandingkan dengan keadaan yang terjadi di banyak negara Barat. Angka perceraian hanya 1,57 untuk setiap 1000 orang. Dewasa ini kebanyakan keluarga mempunyai satu atau dua anak. Oleh karena itu, usia rata-rata populasi Jepang meningkat dengan pesat.
Anak-anak dibawah usia 15 tahun sekarang berjumlah 20,42 juta, sedangkan orang-orang tua berusia di atas 64 tahun berjumlah 17,59 juta. Usia menikah rata-rata adalah 29,7 tahun untuk pria dan 27,1 untuk wanita. Dengan demikian, Jepang sedang belajar cara-cara baru guna membantu kaum muda ataupun kaum tua untuk hidup dalam masyaraka modern.

·         Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan umum ditetapkan di Jepang lebih dari satu abad yang lalu dan keberadaannya berlangsung lebih lama daripada kebanyakan negara. Dewasa ini, 99% murid SD belajar di sekolah-sekolah umum dan untuk tingkat sekolah menengah sekalipun hanya 30% siswa yang belajar di sekolah swasta. Sistem administrasi pendidikan di Jepang di bangun atas empat tingkat, yaitu pusat, perfektural, (antara provinsi dan kabupaten),municipal (antara kabupaten dan kecamatan), dan sekolah. Sistem administrasi tersebut menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi, Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management), dan partisipasi masyarakat. Dalam system tersebut terdapat peran dan hubungan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, asosiasi-asosiasi tersebut, dan masyarakat yang saling mengisi sehingga tercipta sinergi yang memungkinkan system tersebut menjadi relative efisien dan efektif. Hal ini merupakan faktor utama pencapaian mutu pendidikan di Jepang yang relatif tinggi.

·         Kehidupan Sekolah

Tahun ajaran Jepang mulai pada bulan April. Siswa biasa bersekolah lima atau enam hari seminggu. Pengajaran memakai metode konvensional ataupun teknik-teknik modern, misalnya pengajaran dengan media computer.

·         Pendidikan prasekolah

Taman kanak-kanak menerima murid berusia 3 sampai 5 tahun, untuk lama pendidikan 1 sampai 3 tahun. Anak berusia 3 tahun diterima dan mengikuti  pendidikan selama 3 tahun, sedangkan anak usia 4 tahun berarti manempuh pendidikan prasekolah ini selama 2 tahun. Bagi pendaftar usia 5 tahun berarti menempuh pendidikan hanya selama satu tahun. Lebih dari 50% TK di Jepang di kelola oleh swasta, sisanya oleh pemerintah kota dan hanya sebagian kecil yang merupakan TK Negri. Selain TK, ada pula lembaga untuk anak-anak yang disebut Hoiku-jo(Pusat Perawatan Siang Hari). Yang masuk ke Hoiku-jo adalah bayi hingga anak usia 5 tahun yang memerlukan perawatan siang hari karena kedua orang tuanya bekerja atau memiliki kesibukan lainnya.

·         Pendidikan Wajib

Wajib sekolah berlaku bagi anak usia 6-15 tahun, tetapi kebanyakan anak bersekolah lebih lama dari yang diwajibkan. Tiap anak bersekolah di SD pada usia 6 hingga 12 tahun, lalu di SLTP hingga usia 15 tahun.
Sekolah wajib ditempuh selama 9 tahun, 6 tahun disekolah dasar, dan 3 tahun di sekolah menengah pertama, setelah itu diteruskan ke sekolah menengah atas. Hampir semua siswa Jepang belajar bahasa Inggris, yakni sejak tahun pertama mereka di SLTP dan kebanyakan mempelajarinya paling tidak enam tahun.

·         Pendidikan Menengah Atas

Ada tiga jenis sekolah menengah atas, yaitu full-time, part-time (terutama malam hari), dan tertulis.Sekolah menengah yang full-time berlangsung selama tiga tahun, sedangkan kedua jenis sekolah lainnya menghasilkan diploma yang setara.Bagian terbesar siswa mendapat pendidikan menengah atas disekolah menengah atas full-time.
Jurusan disekolah menengah atas dapat dikategorikan kedalam beberapa jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis), pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, home economic, dan perawatan.

·         Pendidikan Tinggi

Ada tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu universitas, junior college (akademi), technical college (akademik teknik).Junior college memberikan pendidikan selama dua atau tiga tahun bagi para lulusan sekolah menengah atas. Kredit yang diperlukan  dijunior college dapat dihitung sebagai bagian dari kredit untuk memeperoleh gelar Bachelor’s degree (S1). Lulusan sekolah menengah (setingkat SLTP) dapat masuk ke technical college (akademi teknik).Pendidikan dilembaga ini berlangsung selama 5 tahun (fl-time) untuk mencetak tenaga teknisi.
Pendidikan tinggi di Jepang berada dibawah pengelolaan tiga lembaga, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta. Ada lima jenis pendidikan tinggi yang bisa dipilih mahasiswa asing di negeri Sakura ini, yaitu program sarjana,pascasarjana, diploma (non gelar), akademi dan sekolah kejuruan.
Departemen Kebudayaan Jepang menyebutkan bahwa jumlah mahasiswa asing yang sedang belajar di lembaga pendidikan tinggi di Jepang mencapai 51.298 orang dan 90% berasal dari negara-negara Asia. Bidang studi yang mereka ambil adalah sosial, humaniora, dan teknik. Sepuluh universitas nasional penerima beasiswa Asing terbanyak menurut AIEJ (Association of International  Education, Japan) adalah universitas Tokyo,Kyoto,Tsukuba, Nagoya, Osaka, Institut Teknologi Tokyo, Universitas Kyushu, Tohoku, Chiba dan  Hiroshima. Adapun universitas swastanya adalah Universitas waeda, Nihon, Takushoka, Kejo, Rissho, Meikai, Daito Bunka, Yushu Sangyo, Jochi (Shofi), dan Universitas Ritsumeikan. Semua perkuliahan di lembaga pendidikan Jepang menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar dan hanya sedikit sekali yang menggunakan bahasa Inggris.


·         Kebijakan Pendidikan

Peraturan pendidikan di Jepang dapat dibedakan dari dua periode, yaitu sebelum dan sesudah Perang Duni II. Sebelum perang, kebijakan pendidikan yang belaku adalah  Naskah Kekaisaran tentang Pendidikan. Dinyatakan bahwa para leluhur kaisar terdahulu telah membangun kekaisaran dengan berbasis pada nilai yang luas dan kekal, serta menanamkannya secara mendalam dan kokoh.
Sesudah perang, mulai 3 November 1946, konstitusi baru Jepang menetapkan kebijakan pendidikannya atas dasar hak asasi manusia (pasal 14), jaminan kebebasan berpikir dan hati nurani (pasal 19), kebebasan beragama (pasal 20), kebebasan akademik (pasal 23), dan hak bagi semua orang untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan kemampuan mereka (pasal 26).

Pada Maret 1947, melalui peraturan Pendidikan Sekolah (School Education Law) ditetapkan susunan dasar system pendidikan keseluruhan atas dasar6-3-3-4 beserta tujuan khusus pada tiap jenjangnya.
Pada Maret 1947 juga berlaku Hukum Dasar Pendidikan (Fundamental Law of Education)yang pada hakikatnya merupakan statement filsafat pendidikan demokratis yang dalam banyak hal berbeda dengan ImperialRscript on Education

Dalam Imperial Rescript on Education disebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kesetiaan dan ketaatan bagi kaisar agar dapat memperoleh persatuan masyarakat dibawah ayah yang sama, yakni Kaisar. Adapun tujuan pendidikan menurut Fundamental Law of Education adalah untuk meningkatkan perkembangan kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai individual, dan menanamkan jiwa yang bebas.

·         Agama

Dua agama utama di Jepang adalah Shinto dan Budha. Meskipun banyak orang Jepang yang dewasa ini mengatakan bahwa mereka tidak menganut suatu kepercayaan secara khusus, ternyata banyak juga yang ikut ambil bagian dalam adat istiadat dan ritual Shinto ataupun Budhis.

Agama Budha berasal dari India dan masuk ke Jepang (melalui Cina dan Korea) pada sekitar pertengahan abad ke-6.Agama Kristen di bawah masuk ke Jepang oleh para misionaris Spanyol dan Portugis pada pertengahan abad ke-16. Dewasa ini selain kuil-kuil Budhis dan Shinto, terdapat pula kelompok dan tempat sembahyang bagi kaum katolik, Protestan, Kristen Ortodoks Timur, Mormon, Yahudi, Hindu, muslim, serta para pengikut berbagai agama dan kepercayaan lainnya.

Studi keislaman di Jepang juga menunjukan peningkatan.Di Universitas Tokyo telah didirikan Islamic Area Studies Project di bawah pimpinan Sato Tsugitaka. Masjid dan Islamic Center menjadi tempat rujukan kaum muslim yang tinggal di Jepang untuk saling bertemu. Beberapa sarjana Jepang mulai menunjukan minatnya terhadap kajian keislaman atau Islam Konteks keindonesiaan, seperti yang dilakukan oleh Toshohiko Isutzu, Mitsuo Nakamura, Akira Nagazumi, dan masih banyak lainnya.










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sketsa pendidikan di India yakni Komosi pendidikan India telah menetapkan kebijakan system pendidikan 10-2-3 tahun usia sekolah. Tingkat awal, 10 tahun sebagai pendidikan dasar terbagi dalam tiga jenjang, yaitu primary (5 tahun ), upper primary (3 tahun), dan secondary (2 tahun). Jenjang berikutnya ditempuh selama 2 tahun, sebagai persiapan memasuki pendidikan tinggi.Untuk pendidikan kejuruan, jurusan teknik dan bisnis sudah di mulai sejak secondary school. Struktur pendidikan sekolah yang seragam tersebut,yakni system 10-2-3 tahun, telah diadopsi oleh seluruh negara bagian dan teritori India (Union Territory, UT). Meskipun begitu, di lingkungan pemerintah dan teritori India, masih dijumpai sejumlah kelas yang menyelenggarakan pendidikan dasar (primary), menengah (upper primary), dan atas (high and higher secondary school) yang membolehkan kelas I mengikuti ujian umum, pengajaran bahasa Inggris dan Hindi, beberapa hari kerja dalam setahun, sesi akademik, masa liburan, stuktur biaya, pendidikan wajib, dan sebagainya
Sketsa pendidikan di Belanda yakni Sistem sekolah Belanda di bagi atas jenjang prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, pendidikan tinggi, dan jenjang khusus.Wajib belajar mulai diberikan setelah anak berusia tujuh tahun. Namun, dalam praktiknya, hampir semua anak mendaftar sekolah setelah usia enam tahun. Sesudah anak menyelesaikan delapan tahun sekolah atau lulus sekolah pada usia 15 tahun, ia lepas dari usia wajib belajar.
Sketsa pendidikan di Jepang yakni sistem sekolah dibagi atas pendidikan prasekolah (Taman kanak-kanak menerima murid berusia 3 sampai 5 tahun, untuk lama pendidikan 1 sampai 3 tahun), pendidikan wajib (Sekolah wajib ditempuh selama 9 tahun, 6 tahun disekolah dasar, dan 3 tahun di sekolah menengah pertama, setelah itu diteruskan ke sekolah menengah atas.), pendidikan menengah atas (Ada tiga jenis sekolah menengah atas, yaitu full-time, part-time (terutama malam hari), dan tertulis.) dan pendidikan tinggi (Ada tiga jenis lembaga pendidikan tinggi, yaitu universitas, junior college (akademi), technical college (akademik teknik))

B.     Saran
Makalah ini masih terbatas untuk rujukan bahan pengetahuan, olehnya itu, kepada para pembaca agar melihat referensi lain yang terkait dengan pembahasan makalah ini sebagai bahan kajian ilmu untuk pembaca tentang  sketsa pendidikan di beberapa negara lain yang valid.
Demikian makalah yang kami sajikan, kritik dan saran diharapkan sebagai bahan evaluasi. Terima kasih …

DAFTAR PUSTAKA


Abdurachman assegaf, internasionalisasi pendidikan. Gama Media
Aminuddin Rasyad, Sistem Pendidikan di Perancis, 2000, Makalah Seminar Kuliah Perbandingan Pendidikan Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullha Jakarta, 9 Oktober 2000, hal.17.

Mukti Ali, Sistem Pendidikan di Kamboja, 2000, Makalah di Seminarkan pada Mata  Kuliah Perbandingan Pendidikan Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 4 Desember 2000, hal.1.

http://baca buku blog. Blogspot. Com, 2008/II/perbandingan-pendidikan
Catatan-kuliah. html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar