MAKALAH
KENAKALAN REMAJA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK
NAMA :
:
IRMAYANTI IRATA
:
KIFLIN
:
DAHNIAR RAJAB
SEMESTER : I ( SATU )
PRODI BIMBINGAN
DAN KONSELING
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH BUTON (UNISMU BUTON)
T.A 2014
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kehadirat tuhan yang maha kuasa karena atas limpahan rahmat, hidayah
dan inayahnya maka penulis dapat menyelesaikan makalah “Patologi Sosial”. Dengan judul “Kenakalan Remaja” dapat
terselesaikan dengan baik dan semampu penulis.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
sangat penulis harapkan dari berbagai pihak sebagai bahan perbaikan dalam
proses penyusunan materi yang selanjudnya.
Tak
lupa ucapan terima kasih penulis haturkan kepada Bapak Dosen selaku Pembina
Mata kuliah “Pantologi Sosial” karena atas jasa dan pengaruhnya penulis dapat
mengetahui materi tersebut. Tak lupa pula saya ucapkan terikasih kepada Ayah
dan bunda tercinta serta kepada rekan-rekan seperjuangan karena atas dorongan
dan semangat kerja samanya yang baik sehinga saya dapat aktif dalam mengikuti
proses belajar di bangku perkuliahan.
Akhirnnya
disampaikan terima kasih.
Pasarwajo, 11 Desember 2014
Penulis
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kenakalan remaja bukanlah merupakan suatu masalah yang
baru muncul kepermukaan, tetapi masalah ini sudah ada sejak berabad-abad yang
lampau dan menjadi persoalan yang aktual hampir di semua negara-negara di
dunia, termasuk di Indonesia, dan masalah ini bukan hanya terjadi di wilayah
perkotaan bahkan sekarang sampai ke wilayah pedesaan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Romli Atmasasmita (
1983 :23 ) bahwa : “Kenakalan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seorang
anak yang dianggap bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum yang bcrlaku
di suatu negara yang oleh masyarakat itu sendiri dirasakan serta ditafsirkan
sebagai perbuatan tercela”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kenakalan merupakan suatu pengertian yang memuat segi-segi juridis maupun
segi-segi sosiologis. Selanjutnya pengertian remaja dikemukakan oleh Zakiah
Daradjat (1974:35) adalah: “Remaja adalah usia transisi. Seseorang individu
telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan
tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab, baik terhadap
dirinya maupun terhadap masyarakat. Banyaknya masa transisi ini tergantung
kepada keadaan dan tingkat sosial masyarakat dimana dia hidup. Semakin maju masyarakat
semakin panjang usia remaja karena ia harus mempersiapkan diri untuk
menyesuaikan dalam masyarakat yang banyak syarat dan tuntutannya”.
Berdasarkan pada kenyataan ini, sangat dituntut
peranan keluarga ataupun orang tua untuk mengarahkan anak-anak remaja, sehingga
tidak terjerumus kenakalan remaja. Disamping itu masyarakat juga harus turut
berpartisipasi untuk mencegah timbulnya kenakalan remaja karena adaiah
kewajiban setiap orang untuk ikut berpikir dan bertindak mengarahkan kehidupan
para remaja untuk menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan ncgara. Dalam hal
ini turut pula peranan pihak kepolosian sebagai salah satu instansi yang paling
berwenang dalam mengatasi dan mengantisipasi kenakalan remaja.
Pada masa sekarang di Amerika
Latin, dan Eropa Timur, tingkat infeksinya HIV di kalangan pengguna jarum
suntik di atas empat puluh persen. Di Estonia, angka itu lebih dari tujuh puluh dua
persen. Dalam makalah ini, saya ingin memperlihatkan bagaimana keadaan
pergaulan remaja saat ini yang berada dalam keadaan kritis terhadap moralnya.
Dan, saya juga ingin memberikan manfaat dan cara-cara penanggulangan bahaya
dari pergaulan remaja, dengan melakukan berbagai macam hal dan tindakan yang
berguna bagi keluarga, bangsa, dan agama.
Remaja pada belakangan ini sangat
memprihatikan dalam keadaan moralnya. Banyak kasus-kasus yang ditangani oleh
pihak kepolisian karena kelakuan remaja yang berada diluar garis moralitas
remaja. Sehingga moral remaja saat ini berada di garis keparahan. Maka, Makalah
ini mengangkat judul “ Kenakalan Remaja terhadap Moral Bangsa”
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam
makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan moral?
2. Apa pengertian kenakalan remaja?
3. Apa saja teori tentang perilaku kenakalan remaja?
4. Apa saja jenis-jenis kenakalan remaja?
5. Apa saja ciri – ciri kenakalan remaja?
6. Apa penyebab kenakalan remaja?
7. Apa saja dampak kenakalan remaja dan contoh kenakalan
remaja?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam
makalah ini sebagai beriku:
1. Mengetahui Pengertian Moral
2. Mengetahui Pengertian Kenakalan Remaja
3. Mengerti tentang Teori Perilaku Kenakalan Remaja
4. Mengetahui Jenis-jenis Kenakalan Remaja
5. Mengetahui Ciri – Ciri Kenakalan Remaja
6. Mengetahui Penyebab Kenakalan Remaja
7. Mengetahui Dampak Kenakalan Remaja dan Contohnya
D.
Manfaat Penulisan
Makalah ini di buat untuk mengetahui akan permasalahan
remaja saat ini dengan memberikan beberapa manfaat kepada:
1. Orang Tua
-
Memberikan informasi kepada orang tua bahwa penelitian
ini dapat digunakan untuk menyikapi, menanggulangi, dan menyadarkan kepada
anak.
-
Memberikan semangat baru dalam pendidikan pergaulan
remaja, termasuk di rumah dan di sekolah.
2. Masyarakat
-
Memberikan pengetahuan yang lebih baru dan lebih luas
tentang remaja.
-
Menghindari tindakan-tindakan yang menyeleweng dari
pihak-pihak tertentu kepada remaja.
-
Mengetahui cara pencegahan dan penyelesaian
akibat kenakalan yang dilakukan remaja saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Moral
Kata moral merupakan kata yang berasal dari bahasa
latin ‘mores’, mores sendiri berarti adat kebiasaan atau suatu cara hidup.
(Gunarsa, 1986) Moral pada dasarnya adalah suatu rangkaian nilai dari berbagai
macam perilaku yang wajib dipatuhi. (Shaffer, 1979) Moral dapat diartikan
sebagai kaidah norma dan pranata yang mampu mengatur perilaku individu dalam
menjalani suatu hubungan dengan masyarakat. Sehingga moral adalah hal mutlak
atau suatu perilaku yang harus dimiliki oleh manusia.
Moral secara ekplisit merupakan berbagai hal yang
memiliki hubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa adanya moral manusia
tidak akan bisa melakukan proses sosialisasi. Moral pada zaman sekarang
memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap
amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Menurut Immanuel Kant, moralitas
adalah hal kenyakinan serta sikap batin dan bukan hanya hal sekedar penyesuaian
dengan beberapa aturan dari luar, entah itu aturan berupa hukum negara, hukum
agama atau hukum adat-istiadat. Selanjutnya dikatakan jika, kriteria mutu moral
dari seseorang adalah hal kesetiaannya terhadap hatinya sendiri.
Dalam kamus filsafat terdapat beberapa pengertian dan arti moral yang diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Memiliki kemampuan untuk diarahkan (dipengaruhi)
oleh keinsyafan benar atau salah, kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi)
orang lain sesuai dengan kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.
b) Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam
berhubungan dengan orang lain.
c) Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau
buruk, benar atau salah, tepat atau tidak tepat.
d) Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut
apa yang dianggap benar, baik, adil dan pantas.
B.
Pengertian Kenakalan Remaja
Juvenile
delinquency (kenakalan remaja) ialah perilaku jahat/ dursila, atau kejahatan/ kenakalan
anak-anak muda merupakan patologis secara sosial pada anak-anak dan
remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu
mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang.
Menurut Paul Moedikdo,SH kenakalan Remaja adalah
:
1) Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu
kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh
hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
2) Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok
tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
3) Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan
perlindungan bagi sosial.
Menurut Resolusi PBB 40/33 tentang UN Standard Minimum
Rules for the Administration of Juvenile Justice ( Beijing Rules ) khusus dalam
rules 2.2 kenakalan remaja adalah salah seorang anak atau orang muda (
remaja ) yang melakukan perbuatan yang ‘dapat dipidana’ menurut sistem hukum
yang berlaku dan diperlakukan secara berbeda dengan orang dewasa.
Remaja yang kebanyakan orang mengartikan bahwa masa peralihan
antara masa kanak-kanak menjadi dewasa. Dalam masa ini anak-anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dan psikis.Mereka bukanlah anak-anak
baik secara fisik, cara berpikir, ataupun cara bertindak. Tetapi bukan pula
dikatakan orang dewasa yang telah matang secara fisik maupun psikisnya.
Kenakalan remaja sudah
menjadi masalah di semua negara. Setiap tahun tingkat kenakalan remaja ini
menunjukan peningkatan, sehingga mengakibatkan terjadinya problema sosial.
Lingkungan sangat berpengaruh besar dalam pembentukan jiwa remaja. Bagi remaja
yang ternyata salah memilih tempat atau kawan dalam bergaulnya. Maka yang akan
terjadi kemudian adalah berdampak negatif terhadap perkembangan pribadinya.
Tapi, bila dia memasuki lingkungan pergaulan yang sehat, seperti memasuki
organisasi pemuda yang resmi diakui oleh pemerintah, sudah tentu berdampak
positif bagi perkembangan kepribadiannya.
Batasan Tentang Remaja
Perkembangan usia anak hingga dewasa dapat
diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
a) Anak, seorang yang berusia di bawah 12 tahun
b) Remaja dini, seorang yang berusia 12 – 15 tahun
c) Remaja penuh, seorang yang berusia 15 – 17 tahun
d) Dewasa muda, seorang yang berusia 17-21 tahun
e) Dewasa, seorang berusia di atas 21 tahun.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke
dewasa. Para ahli sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13
tahun sampai dengan 18 tahun.
C.
Teori Perilaku Kenakalan Remaja
Berikut ini adalah beberapa teori tentang penyebab
kelakuan kenakalan remaja :
1. Teori Differential Asociation
Teori yang dikemukakan oleh E. Sutherland ini pada
dasarnya melandaskan diri pada proses belajar. Kejahatan seperti juga perilaku
pada umumnya merupakan suatu yang dipelajari.
2. Teori Anomie
Teori anomie yang diajukan Robert Merton merupakan
teori yang berorientasi pada kelas-kelas sosial. Istilah anomie sendiri
sebetulnya berasal dari seorang pakar sosiologi Perancis, Emile Durkeim, yang
berarti suatu keadaan tanpa norma. Konsep anomie ini kemudian oleh Merton
diformulasikan dalam rangka menjelaskan keterkaitan antara kelas-kelas sosial
dengan kecenderungan pengadaptasiannya dalam sikap dan perilaku kelompok.
Merton berusaha menunjukkan bahwa berbagai struktur sosial yang mungkin
terdapat di masyarakat dalam realitasnya telah mendorong orang-orang dengan
kualitas tertentu cenderung berperilaku menyimpang ketimbang mematuhi
norma-norma kemasyarakatan.
3. Teori Sub-budaya Delinkuen
Teori ini dilontarkan oleh Albert K Cohen, yang
menjelaskan terjadinya peningkatan perilaku delinkuen di daerah kumuh.
Fokus perhatiannya terarah pada satu pemahaman bahwa perilaku delinkuen di
kalangan usia muda, kelas bawah merupakan cerminan ketidakpuasan mereka
terhadap norma-norma dan nilai kelompok kelas menengah yang mendominasi.
4. Teori Netralisasi
Pada dasarnya teori netralisasi ini beranggapan bahwa
aktivitas manusia selalu dikendalikan oleh pikirannya. Menurut teori ini
orang-orang berperilaku jahat atau menyimpang disebabkan adanya kecenderungan
di kalangan mereka untuk merasionalkan norma-norma dan nilai-nilai (yang
seharusnya berfungsi sebagai pencegah perilaku jahat) menurut persepsi dan
kepentingan mereka sendiri.
5. Teori Kontrol
Teori kontrol atau sering juga disebut teori kontrol
sosial berangkat dari asumsi atau anggapan bahwa individu di masyarakat
mempunyai kecenderungan yang sama kemungkinannya, menjadi ‘baik’ atau ‘jahat’.
Baik jahatnya seseorang sepenuhnya tergantung pada masyarakatnya membuatnya
demikian, dan menjadi jahat apabila masyarakatnya membuatnya demikian.
D.
Jenis-jenis Kenakalan Remaja
Seperti yang sudah diuraikan diatas, maka kenakalan
remaja yang dimaksud di sini adalah perilaku yang menyimpang dari atau
melanggar hukum. Jensen (1985), membagi kenakalan remaja menjadi 4 jenis yaitu:
1) Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang
lain; perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan dan lain- lain.
2) Kenakalan yang menimbulkan korban materi; pemerasan,
pencurian
3) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban
di pihak orang lain;
pelacuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,hubungan seks pranikah
pelacuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang,hubungan seks pranikah
4) Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status
anak sebagai pelajar dengan membolos, melanggar disiplin sekolah.
Mengingkari status sebagai anak orang tua dengan cara minggat dari rumah
atau membantah perintah mereka dan sebagainya. Pada usia
mereka,perilaku-perilaku mereka memang belum melanggar hukum dalam arti yang
sesungguhnya karena yang dilanggar adalah status-status dalam lingkungan primer
(keluarga) dan sekunder (sekolah) yang memang tidak diatur oleh hukum secara
terinci. Akan tetapi kalau kelak remaja ini dewasa, pelanggaran status ini
dapat dilakukannya terhadap atasannya di kantor atau petugas hukum di
masyarakat. Karena itulah pelanggaran status ini oleh Jensen digolongkan juga
sebagai kenakalan dan bukan sekedar perilaku menyimpang.
Menurut tempat terjadinya kenakalan tersebut,
kenakalan remaja dibagi menjadi:
a) Kenakalan dalam keluarga: Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang
negatif, di sinilah peran orang tua sangat berpengaruh terhadap tindakan-tindakan yang
akan seorang anak lakukan. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri
mereka dengan melarang hal-hal tertentu.Namun, bagi sebagian anak remaja,
larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka.
Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara, tidak menghormati orang
tua, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua
adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
b) Kenakalan dalam pergaulan: Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang
terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan
terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang
relatif mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang
menawarkan kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan
keluarganya, harus menanggung beban yang cukup berat.
c) Kenakalan dalam pendidikan: Kenakalan dalam bidang
pendidikan memang sudah umum terjadi,
namun tidak semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok
yang berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada
hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya, membolos sekolah,
tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.
E.
Ciri – Ciri Kenakalan Remaja
Ciri-ciri kenakalan remaja mulai tampak pada remaja
itu sendiri dengan mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak baik, antara
lain :
1) Ngebut, yaitu mengendarai kendaraan dengan kecepatan
yang melampaui kecepatan maksimum yang di tetapkan, sehingga dapat mengganggu
bahkan membahayakan pemakai jalan yang lain.
2) Peredaran pornografi di kalangan pelajar, baik dalam
bentuk gambar-gambar cabul atau tidak senonoh, majalah dan cerita porno yang
dapat merusak moral anak, sampai peredaran obat-obat perangsang nafsu seksual,
kontrasepsi penyalahgunaan barang-barang elektronik (misal internet dan
handphone) dan sebagainya.
3) Anak-anak yang suka pengerusakan-pengerusakan terhadap
barang-barang atau milik orang lain seperti mencuri, membuat corat-coret yang
mengganggu keindahan lingkungan, mengadakan sabotase dan sebagainya.
4) Membentuk kelompok atau gang dengan ciri-ciri dan
tindakan yang menyeramkan, seperti kelompok bertato, kelompok berpakaian
acak-acakan, blackmetal. Yang diikuti oleh tindakan yang tercela yang mengarah
pada perbuatan anarkis.
5) Berpakaian dengan mode yang tidak sesuai dengan
keadaan lingkungan, misal: memakai rok mini, youcansee, memakai pakaian yang
serba ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya, dan di pandang kurang sopan di
mata lingkunganya.
6) Mengganggu/mengejek orang-orang yang melintas di
depanya, seperti jika menoleh atau marah sedikit saja di anggapnya membuat
gara-gara untuk dikerjain.
Sedangkan menurut PPDGJ III pedoman diagnostik untuk
gangguan tingkah laku ( F-91) :
1) Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya pola
tingkah laku dissosial, agresif atau menentang yang berulang dan menetap.
2) Penilaian tentang adanya gangguan tingkah laku perlu
memperhitungkan tingkat perkembangan anak. Tempertantrum merupakan gejala
normal pada perkembangan anak berusia 3 tahun, dan adanya gejala ini bukan
merupakan dasar bagi diagnosis ini. Begitu pula pelanggaran terhadap hak orang
lain (seperti tindak pidana dengan kekerasan) tidak termasuk kemampuan anak
berusia 7 tahun dan dengan demikian bukan merupakan kriteria diagnostik bagi
anak kelompok usia tersebut.
3) Diagnosis ini tidak dianjurkan kecuali tingkah laku
seperti yang diuraikan di atas Adapula Gejala-gejala yang dapat dilihat pada
anak yang mengalami kenakalan remaja adalah :
a. Anak tidak disukai teman-temannyasehingga bersikap
menyendiri.
b. Anak sering menghindar dari tanggungjawab mereka di
rumah dan di sekolah.
c. Anak sering mengeluh kalau mereka memiliki
permasalahan yang mereka sendiri tidak bisa selesaikan.
d. Anak mengalami phobia atau gelisah yang berbeda dengan
orang-orang normal.
e. Anak jadi suka berbohong.
f. Anak suka menyakiti teman-temannya.
g. Anak tidak sanggup memusatkan perhatian.
h. Anak suka membolos dari sekolah dan lari dari rumah
i.
Anak sering
meluapkan tempertantrum yang hebat dan tidak biasa
j.
Anak berperilaku
provokatif yang menyimpang
k. Anak bersikap menentang yang berat dan menetap
F.
Penyebab Kenakalan Remaja
Beberapa penyebab dari kenakalan remaja meliputi
gangguan-gangguan perilaku. Penyebab gangguan perilaku mungkin berasal dari
anak sendiri atau mungkin dari lingkungannya, akan tetapi akhirnya kedua faktor
ini saling mempengaruhi.
1. Anak sendiri
a. Penyebab yang diturunkan. Diketahui bahwa ciri dan
bentuk anggota tubuh orang tua dapat diturunkan kepada anaknya. Demikian juga
beberapa sifat kepribadian yang umum dapat diturunkan dari orangtua kepada
anaknya.
b. Penyebab yang diperoleh pada waktu anak berkembang.
Telah lama diketahui bahwa gangguan otak seperti trauma kepala, ensefalitis, neoplasma
dan lain-lain dapat mengakibatkan perubahan kepribadian. Anak dengan sindroma
otak organik ini mungkin menunjukkan hiperkinesia, kegelisahan, kecenderungan
untuk merusak dan kekejaman.
2. Lingkungan
Meskipun faktor-faktor yang diturunkan itu
mempengaruhi perilaku anak, akan tetapi faktor lingkungan sering lebih
menentukan. Dan karena lingkungan itu dapat diubah maka dengan demikian
gangguan perilaku itu dapat dipengaruhi atau dapat dicegah. Beberapa penyebab
gangguan perilaku yang berasal dari lingkungan ialah:
a. Orangtua
Gangguan yang disebabkan oleh orang tua misalnya sikap
orang tua yang terlalu overprotective terhadap remaja, kurangnya
perhatian dan kasih sayang yang ditujukan pada remaja tersebut, sikap pilih
kasih antara remaja tersebut dengan saudara-saudara lainnya, kurangnya
pengawasan dari orang tua, atau bahkan karena keadaan status keluarganya yang
brokenhome.
b. Saudara-saudara
Gangguan ini disebabkan karena pengaruh dari sikap
saudara-saudaranya yang melenceng dari norma yang ada, sehingga remaja tersebut
mencontoh perilaku saudaranya.
c. Hubungan di sekolahnya
Dalam kasus ini pengaruh teman sangat besar terhadap
pengaruh moral remaja. Biasanya remaja saat ini berkelompok dan melakukan
sesuatu yang sama dengan teman sekelompoknya. Sedangkan banyak remaja itu
sendiri yang tidak tahu apa perilaku itu benar atau tidak.
G.
Dampak Kenakalan Remaja dan Contoh Kenakalan Remaja
Saat ini, hampir tidak terhitung berapa jumlah remaja
yang melakukan hal-hal negative (kenakalan remaja). Bahkan, dari dampak kenakalan remaja tersebut, banyak sekali kerugian yang terjadi, baik
bagi remaja itu sendiri maupun orang-orang di sekitar mereka. Berikut beberapa
dampak negative yang akan diperoleh bila seorang remaja melakukan suatu
tindakan menyimpang (kenakalan remaja).
·
Kebiasaan
melakukan hal yang buruk seperti kenakalan-kenakalan yang telah disebutkan di
atas akan membentuk kepribadian atau akhlak yang buruk bagi pelakunya
yang dikhawatirkan kebiasaan tersebut akan sangat sulit untuk diubah
kedepannya.
·
Remaja yang
melakukan tindakan menyimpang akan dihindari bahkan dikucilkan oleh banyak
orang, dan tidak menuntut kemungkinan dia akan dianggap sebagai pengganggu
serta bisa saja kehadirannya tidak diharapkan lagi bagi orang-orang
disekitarnya.
·
Akibat adanya
tindakan dikucilkan dari oarang-orang disekitarnya, remaja tersebut bisa
mengalami gangguan jiwa. Yang dimaksud dengan gangguan jiwa disini bukanlah
gila, tapi ia akan merasa terasing dari kehidupan bersosialisasi yang ada
disekitarnya, yang akhirnya ia akan merasa sangat sedih, bahkan membenci
orang-orang disekitarnya.
·
Masa
depannya suram. Hal ini
terjadi karena, kebanyakan dari mereka yang sudah terlanjur terjerumus ke dalam
pergaulan bebas, hidup mereka perlahan akan kacau yang akhirnya dapat
menyebabkan kehancuran bagi masa depan mereka dan tidak sempat memperbaikinya.
·
Kriminalitas bisa menjadi salah satu akibat dari kenakalan remaja.
Bukan tidak mungkin bagi mereka akan memiliki keberanian dalam melakukan
tindakan yang lebih berbahaya seperti halnya tindakan kriminal yang merugikan
orang-orang disekitanya, misalnya mencuri demi mendapatkan uang atau
barang-barang berharga lainnya
·
Contoh Kenakalan
Remaja
a) Tawuran adalah contoh kenakalan remaja yang marak
terjadi saat ini.
b) Pesta miras sekarang bukan hanya ada di kalangan
dewasa namun juga dibawah umur
c) Balapan liar kini sudah menjadi tradisi
d) Merokok bukan hanya marak di kalangan pria, namun juga
wanita
e) Narkoba sangat Mudah ditemukan
f) Prostitusi kian marak di Indonosia
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari uraian yang telah dikemukakan
terdahulu dapat dinyatakan bahwa lingkungan pergaulan para remaja dapat
membentuk kepribadian dan kelakuan remaja dengan sangat cepat. Hal itu ditambah
lagi dengan adanya perkembangan teknologi pengiriman informasi yang makin
pesat, seperti internet, televisi, atau handphone.
Apabila pergaulan yang dilakukan
remaja bersifat baik, maka dia akan berkelakuan baik, karena lazim di dalam
pergaulannya. Dan, apabila pergaulan yang dilakukan oleh remaja bersifat jelek,
maka dia akan terpengaruh oleh pergaulan itu, karena wajar dilakukan di
pergaulannya. Akhirnya, dia akan melakukan perilaku yang menyimpang.
Semua hal itu harus kita lawan
dan basmi dari pikiran dan kehidupan kita. Peran dari orang tua, teman sejati,
guru, dan masyarakat sangatlah dibutuhkan dalam penanggulangan masalah ini.
Peran ini harus dijadikan pedoman hidup, rambu-rambu, larangan, dan contoh
dengan baik dan berguna.
Masalah pergaulan remaja juga
dapat dijadikan sarana titik kebangkitan para remaja dengan cara melakukan
kegiatan yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain, seperti mewakili
sekolah masing-masing dalam perlombaan, melakukan penanaman hijau, dan lain
sebagainya. Dengan kegiatan tersebut, maka dapat membantu remaja dalam
menyiapkan masa depannya
Maka, sebagai kesimpulan khusus
yang diperoleh dari analisis data ialah :
1. Lingkungan pergaulan dapat
mengubah kepribadian para remaja.
2. Remaja dengan lingkungan
pergaulan yang baik lebih baik kepribadiannya daripada anak dengan
lingkungan pergaulan yang jelek.
3. Peran orang tua, teman, guru, dan
masyarakat sangatlah dibutuhkan bagi remaja dalam bentuk contoh dan nasihat
untuk menghadapi masalah pergaulan remaja.
4. Timbulnya rasa peduli terhadap
lingkungan dan pergaulan remaja, setelah melakukan perbuatan yang baik dan
berguna.
B.
Saran
Disarankan kepada para pembaca
remaja, agar tidak mudah terjebak dan terpengaruh terhadap pergaulan remaja
zaman sekarang, dengan cara membekali diri dengan agama yang kuat dan wawasan
yang luas, disertai dengan berbagai kegiatan yang berguna bagi diri sendiri dan
bagi orang lain.
Sedangkan kepada pembaca selain
remaja, saya ingin mengusulkan untuk selalu memberi contoh dan nasihat kepada
para remaja, dan melaksanakan program-program latihan dan kegiatan untuk
remaja, seperti karang taruna dan bakti sosial, agar menumbuhkan rasa saling
menyayangi antar sesama umat manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
http://kumpulan-makalah-adinbuton.blogspot.com
http://tulisendw.blogspot.com/2010/05/latar-belakang-kenakalan-remaja-dan.html
Ali Muhammad, 1987, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung Aksara.
Arikunto, Suharsimi, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta RhinekaCipta
Atmasasmita, Romli, 1993, Problem Kenakalan Anak-anak
Remaja (Yuridis Sosk Kriminologi), Bandung, Armico
Darajat, Zakiah, 1974 Problema Remaja diIndonesia,
Jakarta, Bulan Bintang.
______, 1987 Pembinaan Remaja, Jakarta
______, 1987 Pembinaan Remaja, Jakarta
Sembiring Mberguh, 2000, Kriminologi dan Remaja,
Medan, UNIMED
Sudjana 1996, Metodologi Statistik, Bandung, Angkasa
Subekti R. Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Surahman Winarno, 1985 Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung, Tarsito
Willis S. Sofian, 1992 Problema Remaja, Bandung,
Angkasa
_______, 1986 Kriminologi, Jakarta, Bina Aksara
_______, 1986, Patologi Sosial 2 dan Kenakalan Remaja, Jakarta, Rajawali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar